Habiskan Rp 60 M sebulan, titik api di Riau nambah jadi 120 titik
Meningkatnya jumlah titik api di Riau dalam tiga hari ini karena Riau akan terus mengalami musim kemarau hingga Oktober.
Meski sudah menghabiskan dana sekitar Rp 60 miliar dari APBN sejak Juli hingga Agustus 2015, namun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tak bisa membendung munculnya titik api baru.
Sebab, hari ini Senin (31/8) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, mendeteksi adanya sebanyak 120 titik api di Riau.
"Berdasarkan satelit Terra dan Aqua pada Senin pukul 05.00 WIB, terpantau 164 titik panas dan 120 titik api," ujar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin.
Dari delapan kabupaten yang terjadi kebakaran lahan, ada tiga kabupaten yang paling banyak muncul titik api, yakni Indragiri Hilir dengan 64 titik api, Indragiri Hulu dengan 22 titik api serta Pelalawan dengan 18 titik api.
Namun untuk di Kabupaten Siak, BMKG memantau ada 7 titik api, di Bengkalis ada 3 titik, Dumai juga tiga titik, di Kampar ada 2 titik dan Rokan Hilir ada 1 titik api.
Dikatakan Sugarin, meningkatnya jumlah titik api di Riau dalam tiga hari ini karena Riau akan terus mengalami musim kemarau hingga Oktober mendatang.
"September seharusnya sudah memasuki musim penghujan, akan tetapi dampak El Nino membuat siklus cuaca berubah dimana musim kemarau hingga Oktober mendatang," jelas Sugarin.
Sementara itu akibat peningkatan jumlah titik api, sejumlah daerah yang sebelumnya telah diselimuti kabut asap saat ini kondisinya semakin memburuk.
Di Kota Pekanbaru asap terlihat sangat tebal dengan jarak pandang hingga 1 kilometer. Sementara itu di Pelalawan jarak pandang berkisar 500 meter. Sebagian warga yang berkendara sepeda motor dan pejalan kaki tampak menggunakan masker untuk menjaga kesehatan mereka.