Hadapi MEA 2015, Menteri Nasir sorot ijazah palsu di PTN dan PTS
"Penjualan ijazah palsu, kelas jarak jauh, ini ada di swasta atau negeri," kata Nasir.
Indonesia dipaksa kebut untuk mengejar ketertinggalan pendidikan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di penghujung 2015. Banyaknya kecurangan dianggap masih menjadi batu sandungan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Ijazah palsu salah satu kecurangan yang sering mencuat. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek) Muhammad Nasir menegaskan, permasalahan seperti itu terjadi di banyak perguruan tinggi swasta maupun negeri.
"Penjualan ijazah palsu, kelas jarak jauh, ini ada di swasta atau negeri. Di swasta ada, negeri itu ada," kata Nasir di Jakarta, Kamis (8/1).
Kemenristek telah mendesak agar makin perketat keamanan sistem pendidikan khususnya perguruan tinggi. Terlebih jelang MEA 2015, perguruan tinggi mesti meningkatkan kualitas.
Selain itu, perbaikan kualitas diharapkan mampu membuat masyarakat makin nyaman mengenyam pendidikan. "Untuk itu diperbaiki, agar masyarakat aman, nyaman dan perguruan tinggi makin kredibel," ungkapnya.
Dia menambahkan, perguruan tinggi swasta ataupun negeri juga diwajibkan memikirkan nasib mahasiswa kurang mampu. "Saya ingin membantu kepada anak miskin Indonesia. Tolong (para perguruan tinggi) diperhatikan juga itu (anak miskin)," terangnya.
Baca juga:
Hadapi MEA, menristek akan setarakan perguruan tinggi Indonesia
Rendahnya pendidikan bikin tenaga kerja Indonesia terpinggirkan
Pacu daya saing, pemerintah kaji pangkas dividen BUMN perbankan
Kerajinan lokal jadi modal Indonesia hadapi pasar bebas ASEAN
Pengusaha lobi BKPM minta subsidi listrik
Alasan pemerintahan Jokowi akhirnya setuju program mobil murah
-
Siapa yang terlibat dalam kampanye edukasi "Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak"? Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang concern terhadap segala jenis kejahatan perbankan, terus mengedukasi nasabahnya melalui berbagai kanal, baik media konvensional maupun media sosial. "Melalui campaign ini, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat, terutama dalam mengenali modus dan praktik penipuan," ujarnya.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Kenapa dosen muda ini menyamar jadi mahasiswa? Ia sengaja menyuruh mahasiswanya keluar agar tidak ketahuan.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Bagaimana cara dosen muda ini berpura-pura menjadi mahasiswa? Punya wajah awet muda, ia bahkan dikira kakak tingkat oleh mahasiswanya. Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa saja jenis beasiswa Banyuwangi Cerdas? Beasiswa Banyuwangi Cerdas terdiri atas dua skema. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh selama delapan semester alias empat tahun, termasuk menerima uang saku bulanan. Beasiswa jenis ini juga biasa disebut "bidik misi". Kedua, beasiswa insidentil, untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan. Besarannya menyesuaikan dengan kebutuhan.