Hampir setahun, kenapa Kombes Krishna irit bicara kematian Akseyna?
Tanggal 26 Maret nanti, diketahui tepat setahun kasus kematian Akseyna. Belum ada titik terang dari kepolisian.
Hampir setahun kasus tewasnya mahasiswa UI, Akseyna Ahad Dori di danau kampus bergulir. Pihak kepolisian Polda Metro Jaya seolah tidak berdaya mengusut kasus ini. Bahkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti enggan berkomentar banyak.
Krishna belum berani memastikan atas kasus kematian Akseyna. Dia hanya menegaskan bakal ada waktunya untuk memberikan keterangan ke publik. Sebab, sejauh ini pihaknya mengklaim terus bekerja mengusut kasus itu.
"Saya ngomong Akseyna Insya Allah kami bekerja, bekerja keras. Sementara pada waktunya saja kami sampaikan. Jadi bukan berarti kami tidak bekerja," kata Krishna di Polda Metro Jaya, Rabu (2/3).
Tanggal 26 Maret nanti, diketahui tepat setahun kasus kematian Akseyna. Belum ada titik terang dari kepolisian dalam mengungkap kasus ini.
Enggan dianggap tidak bekerja, meminta publik tidak meragukan kinerja timnya. "Kami kerja tapi kan kerja nggak perlu diomongin," paparnya.
Krishna juga enggan menegaskan apakah pihaknya telah memiliki bukti dalam kasus kematian ini. "Kalaupun ada, itu urusan kami. Kami mohon doanya, yakin kami bekerja untuk itu," terangnya.
Baca juga:
Penjaga kos ngaku capek sering diperiksa terkait kematian Akseyna
Tak terima dituduh bunuh Akseyna, penjaga kos siap sumpah pocong
Penjaga kos minta polisi juga periksa teman-teman Akseyna
Dicurigai pembunuh, penjaga kos Akseyna bikin pengakuan mengejutkan
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Siapa saja yang hadir di acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? MA Goes To Campus yang hadir di UIN Jakarta tersebut dihadiri sederet tokoh penting. Mulai dari Rektor UIN Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., Kepala Biro Hukum dan Humas MA Dr. H. Sobandi, S.H., M.H, Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Prof. Dr. Kamarusdiana, M.H., Hakim Yustisial Kepaniteraan MA RI Dr. Abdurrahman Rahim, SH., MH, Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H., serta Pimpinan Redaksi Liputan6 Irna Gustiawati.
-
Siapa saja mahasiswa UGM yang melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Keunikan pemanfaatan teknologi pada masyarakat Ciptagelar menarik lima mahasiswa UGM, Dimas Aji Saputra (Filsafat), Berliana Intan Maharani (Sosiologi), Ilham Pahlawi (Antropologi), Gita Dewi Aprilia (Psikologi), dan Masiroh (Ilmu Komunikasi) untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.
-
Kapan MA Goes To Campus di UIN Jakarta diadakan? Acara ini sendiri berlangsung di Auditorium Hasan Nasution, Kampus I UIN Jakarta, Rabu (27/09/2023) lalu.
-
Apa yang dibahas dalam acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? Mengusung tema 'Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media', MA Goes To Campus hadir dengan tujuan untuk mengedukasi para mahasiswa baru agar lebih tertarik dalam berkarier di bidang hukum. Khususnya menjadi hakim di Mahkamah Agung.
-
Kapan Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia? Dilahirkan di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, pada 1977, Najwa menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1996.