Hapus stigma soal PKI, Timses Jokowi akan gelar nobar film G30S PKI
Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf di Jabar berencana menggelar nonton bareng film G30S bersama masyarakat umum. Hal ini sebagai salah satu cara untuk menghapus label pro maupun anti PKI di momen pilpres.
Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf di Jabar berencana menggelar nonton bareng film G30S bersama masyarakat umum. Hal ini sebagai salah satu cara untuk menghapus label pro maupun anti PKI di momen pilpres.
Ketua TKD Jokowi-Ma’ruf Jabar Dedi Mulyadi mengatakan acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 29 atau 30 September ini di Kantor DPD Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung.
-
Siapa saja yang disebut sebagai aktor utama dalam peristiwa G30S/PKI? Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut.
-
Siapa yang memimpin pasukan yang menculik para jenderal pada peristiwa G30S/PKI? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Kapan peristiwa G30S/PKI terjadi? Tanggal 30 September sampai awal 1 Oktober 1965, menjadi salah satu hari paling kelam bagi bangsa Indonesia.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI terjadi? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Mengapa Soebandrio dianggap terlibat dalam G30S/PKI? Bagi AD, Soebandrio dianggap terlibat PKI, atau setidaknya memberi angin terjadinya G30S.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
Acara ini terbuka untuk umum dan akan dihadiri oleh seluruh unsur koalisi yang tergabung dalam TKD Jabar termasuk para kepala daerah pendukung Jokowi-Ma’ruf.
"Kami akan menggelar nonton bareng G30S, kita tidak akan ragu untuk menonton itu. Ini terbuka untuk umum, kapasitasnya bisa sampai 1.000 orang," katanya saat ditemui di Kantor DPD Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Selasa (25/9).
Terkait urgensi menggelar nobar, Dedi menegaskan pihaknya ingin menghapus stigma terkait pendukung Jokowi yang alergi terhadap film buatan Almarhum Arifin C Noer.
"Urgensinya kita tidak ada problem apapun dengan menonton film itu. Ada stigma seolah-olah kalau tidak nonton, tidak anti PKI," paparnya.
Menurutnya saat ini persoalan film atau cap tidak anti PKI tidak usah menjadi perdebatan. Selain tidak bermutu, persoalan fundamentalis dan komunis sudah tidak relevan karena saat ini pertarungan lebih pada figur capres dan cawapres serta kerja partai.
"Kami ingin menghilangkan dikotomi. Dikotomi bukan berbahaya tapi tidak memiliki nilai pendidikan buat rakyat. Sekarang seperti ada cap partai sebelah sini kekiri-kirian sebelah sana kanan. Dari dulu posisi Golkar itu di tengah. Kita ingin memberi warna," ujarnya.
Menurutnya pola kampanye Jokowi-Ma’ruf akan bicara terkait keberhasilan dan bagaimana TKD menjawab persoalan maupun kekurangan yang harus dilakukan petahana.
Dedi Mulyadi menyatakan bahwa dari awal, pola kampanye untuk paslon nomor urut 01 menghindari gelaran yang bersifat formal. "Kepala daerah yang mendukung pun diminta menunjukan kinerja pelayanan publik, agar suaranya diikuti oleh warga," ujarnya.
Baca juga:
Pemeran Soeharto di film G30S PKI meninggal dunia
Mahfud MD sebut koran lebih bisa gambarkan peristiwa 1965
JK minta hentikan polemik soal senjata dan nonton film G30S/PKI
Jokowi mengaku sudah 3 kali nonton film G30S/PKI
Mendikbud siap gandeng ahli sejarah produksi film G30S versi milenial
Agar sejarah tak kabur, Keluarga besar minta penulisan KS Tubun diubah