Hari Adat Internasional, Anak-anak di Banyuwangi Kampanyekan Permainan Tradisional
Dalam perayaan tersebut, Anak-anak kembali mengkampanyekan keragaman permainan tradisional mulai dari egrang, layang-layang, dakon, gobak sodor, engklek, peteng dudu hingga seni bela diri pencak silat. Selain itu, Anak-anak juga bermain musik tradisional mulai dari angklung, kendang lengkap dengan nyanyian dan tari
Puluhan Anak-anak di Lingkungan Papring Kelurahan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi turut memeriahkan peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) 2020 yang berlangsung serentak pada Minggu (9/8).
Dalam perayaan tersebut, Anak-anak kembali mengkampanyekan keragaman permainan tradisional mulai dari egrang, layang-layang, dakon, gobak sodor, engklek, peteng dudu hingga seni bela diri pencak silat. Selain itu, Anak-anak juga bermain musik tradisional mulai dari angklung, kendang lengkap dengan nyanyian dan seni tari.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Selama bermain, puluhan Anak-anak dengan rentang usia 8 hingga 15 tahun tersebut mengenakan pakaian adat Suku Using Banyuwangi. Aktivitas mereka direkam secara live streaming di media sosial dan aplikasi webinar yang diikuti 2.371 komunitas adat se-Indonesia.
Founder Lembaga Pendidikan Sekolah Adat Kampoeng Baca Taman Rimba (Batara) Banyuwangi, Widie Nurmahmudy mengatakan Anak-anak di lingkungannya sudah aktif melestarikan permainan dan seni tradisional lokal sejak 2015 lalu. Komunitas belajarnya menjadi perwakilan sekolah adat di Jawa.
©2020 Merdeka.com
"Permainan tradisional memang rutin kami lestarikan sejak 2015. Pada peringatan Himas kali ini, kami tidak hanya menyajikan ragam permainan tradisional, tapi juga mengangkat kearifan lokal baru, yakni Anak-anak membaca naskah kuno Lontar Yusuf," kata Widie, Senin (10/8).
Widie mengatakan, permainan tradisional tidak hanya menghibur dan menguatkan interaksi sosial bagi Anak-anak, namun juga mengajarkan banyak hal seperti kejujuran bermain, kerja tim, kecerdikan, kolaborasi, tolong menolong.
"Selama bermain bersama setiap pekannya, Anak-anak saya minta tidak membawa gawai, dan mereka sepakat," ujarnya.
Lebih dari itu, konsep belajar yang menyenangkan dengan menawarkan terlebih dahulu materi teori hingga praktik di alam lengkap dengan aktivitas permainan tradisional ternyata sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Dari pengamatannya, Anak-anak dikenal sebagai pionir di sekolah formalnya masing-masing dalam segala hal, mulai dari kegiatan ekstrakurikuler maupun belajar di dalam kelas.
©2020 Merdeka.com
"Hasilnya ada beberapa institusi yang langsung menawarkan beasiswa setelah melihat potensi anak. Ini jadi motivasi, meski kami tinggal di pinggir hutan tapi kegiatan belajar di Kampoeng Batara membuat semangat Anak-anak belajar di sekolah formal ternyata semakin baik," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi mengatakan terdapat 2.371 komunitas anggota AMAN yang turut menggelar beragam kegiatan untuk peringatan HIMAS 2020. Ribuan komunitas adat tersebut menggelar beragam kegiatan kearifan lokal mulai dari memasak kuliner Nusantara, aksi penanaman pohon, ritual adat, gerakan berkebun, hingga seruan konservasi lingkungan.
"Banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat adat yang ada di seluruh penjuru Nusantara dengan cara mereka masing-masing dan sangat beragam. Bahkan lokasi penyelenggaraannya pun unik, beragam dan menarik," kata Rukka.
Perayaan di tengah pandemi Corona (Covid-19), kata Rukka digelar sesuai aturan protokol Covid-19. Seperti membatasi kunjungan tamu dan jaga jarak. Persiapan dan koordinasi juga dilakukan secara online.
"Semuanya dilakukan secara baik dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada tentunya. Karena bentuk perayaan yang dilakukan tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini sangat menarik. Karena semua komunikasi perayaan dilakukan secara online," jelasnya.
Lebih lanjut, perayaan HIMAS juga digelar untuk kembali menyerukan harapan agar RUU Masyarakat Adat dan Kedaulatan Pangan segera disahkan.
"Video ucapan perayaan HIMAS 2020 dan desakan pengesahan RUU Masyarakat Adat banyak sekali yang masuk dan terus mengalir. Partisipasi kelompok-kelompok masyarakat di luar dari masyarakat adat sangat antusias," ujarnya.
(mdk/hhw)