Hari Batik Nasional, perajin ciptakan Batik Semarangan 38 meter
Tak tanggung-tanggung, selama 4 tahun dia harus bekerja keras menyempurnakan pembuatan kain batik 38 meter itu.
Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini Kamis (2/10) turut diperingati para perajin di Kampung Batik Gedong Semarang dengan membentangkan kain batik sepanjang 38 meter. Saking panjangnya, kain batik tersebut menutupi beberapa rumah warga. Uniknya, dalam kain batik itu terdapat 200 motif ikon Kota Atlas.
Pantauan merdeka.com, di tengah kesibukannya membuat batik, seorang perajin batik di Kampung Batik Gedong Rejomulyo Semarang, Eko Hariyanto, mencoba membentangkan kain Batik Jagad Semarangan sejauh 38 meter.
Eko mengatakan, pembuatan kain batiknya telah melalui proses panjang. Tak tanggung-tanggung, selama 4 tahun dia harus bekerja keras menyempurnakan pembuatan kain batik berwarna cokelat dan putih itu agar tampak sempurna saat dipamerkan dalam peringatan Hari Batik Nasional pada Kamis (2/10) tadi.
"Sangat sulit membuatnya, karena ini murni batik tulis khas Semarangan sehingga pembuatannya harus cermat dan teliti. Bahkan, tidak dipotong satu inci pun," kata pria berusia 41 tahun itu.
Menurut Eko, selama membuat Batik Jagad Semarangan dia telah menghabiskan bahan baku malam 1 kilogram dan pewarnaan sebanyak 1,5 kilogram. Saking banyaknya motif yang dilukis di dalam kain batik, membuatnya harus jeda beberapa kali sebelum akhirnya menuntaskan pembuatan selama 4 tahun.
"Ini akan didaftarkan dalam rekor MURI. Sebab, saya rasa baru kali ini ada Batik Jagad Semarangan yang menampilkan 200 gambar ikon kota seperti Lawang Sewu, Kapal Cheng Ho, 4 penari Gambang Semarang, Warak, Tugu Muda hingga Kilin atau binatang khas China," katanya semangat.
Lebih lanjut, Eko menguraikan, pembuatan Batik Semarangan kali ini untuk melestarikan batik lokal yang terancam punah. Padahal Batik Semarangan, kata dia, memiliki beragam keunikan karena terdapat unsur budaya China, Jawa dan Arab.
"Karena ada simbol Warak sebagai pemersatu komunitas inilah yang membuat Semarang selalu kondusif," terang dia, sembari menambahkan bila batik tulis Semarangan hanya dijual seharga Rp 125 ribu.
Sementara bagi Iin Windi Indah Tjahjani, agar Batik Semarangan tetap eksis maka dia terus berupaya memperkuat ciri khas produknya. Hasil karyanya kini diminati turis-turis asal Jakarta Bandung, Bontang, Papua, Ambon hingga Riau lantaran punya ketajaman warna yang menggoda disamping perpaduan gambar yang menonjolkan keunikan warga lokal.