Hari ini, Polri deportasi seluruh WNA pelaku kejahatan cyber crime
Rencananya, ratusan tersangka ini akan diserahkan dan diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tanggerang, Banten. Nantinya kepolisian China telah siap menjemput para tersangka.
Sebanyak 148 Warga Negara Asing (WNA) siap diterbangkan ke negara asalnya. Para WNA tersebut merupakan kejahatan cyber crime yang diringkus di tiga lokasi berbeda, yakni Jakarta, Surabaya, dan Bali.
Pantauan merdeka.com, seluruh WNA dikumpulkan di Aula Sabara Polda Metro Jaya untuk diatur kepulangannya. Mereka dibagi mengenakan tiga warna kaos sebagai pembeda lokasi penangkapan.
Rencananya, ratusan tersangka ini akan diserahkan dan diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tanggerang, Banten. Nantinya kepolisian China telah siap menjemput para tersangka.
Penyerahan ini dilakukan guna pemeriksaan intensif. Pasalnya kasus kejahatan siber yang dilakukan para tersangka diusut kepolisian China.
Diketahui peran para tersangka dalam kejahatan siber ini berbeda-beda. Mereka ada yang berperan sebagai supir, pemasang jaringan internet, hingga penerjemah.
Dari kasus kejahatan ini, sebanyak 5 orang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) diamankan. Bagi tersangka WNI mereka bakal menjalani pemeriksaan di Indonesia.
Modus mereka yakni memeras korban yang juga warga negara asing melalui telepon, dengan mengaku sebagai aparat penegak hukum.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, dari para pelaku yang jumlahnya puluhan itu tak ditemukan paspor. Seperti di Jakarta, di Pondok Indah polisi tak menemukan paspor mereka.
"Para pelaku sudah kami kumpulkan, namun tak ada paspornya. Kan biasanya paspor itu melekat ya di dirinya. Hanya KTP dari Tiongkok sana. Kami cari brokernya," ujarnya di kediaman Ketua MUI di Koja, Jakarta Utara, Senin (31/7).
Argo menambahkan, untuk lokasi yang digerebek oleh Tim Gabungan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri itu diduga satu jaringan. Namun, pihaknya masih mendalaminya.
"Ini masih kami dalami apakah ada kaitannya antara Jakarta, Surabaya dan Bali. Masih kami cek," ujarnya.
Dia mengungkapkan, para pelaku melakukan penipuan terhadap warga yang berada di luar Indonesia. Caranya, tambah Argo, dengan berpura-pura sebagai polisi dan juga kejaksaan.
"Ini kan modusnya sama ya jadi ada tahapannya, pertama adalah pelaku ini dari Tiongkok. Kemudian korbannya dari Tiongkok kemudian dia mendata pejabat-pejabat Tiongkok yang terjerat masalah hukum dan menyampaikan bahwa korban ada masalah," jelasnya
"Dia jua mengaku sebagai Jaksa dan Polisi. Ia menawarkan sejumlah uang dan selesai kasus ini," pungkas Argo.
Baca juga:
Sepak terjang WN China & Taiwan sindikat penipuan Triliunan Rupiah
Pelaku penipuan online asal China akan dideportasi
WN China sindikat penipu huni rumah di Pondok Indah secara bertahap
5 WN China penipuan online sindikat internasional akan dideportasi
5 WN China pelaku penipuan online di Semarang dideportasi
-
Kapan WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Mengapa WNA Pakistan melakukan penipuan? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang China tuduh sebagai pelaku serangan siber terhadap negaranya? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Kenapa WNA itu dideportasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Apa modus penipuan yang dilakukan oleh WNA Pakistan? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.