Hari Raya Iduladha, Ketua KPK: Nabi Ibrahim AS Inspirasi Agar Kita Tak Rakus
Menurut Ketua KPK, ketauladanan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim merupakan momentum bagi kebangkitan umat untuk melawan rasa tamak dan perilaku koruptif.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri menuturkan Hari Raya Iduladha seharusnya dijadikan momentum refleksi pribadi, terutama terkait nilai-nilai antikorupsi. Berkaca dari sejarah keluarga Nabi Ibrahim AS yang terkenal sangat antikorupsi semasa hidupnya.
"Keteguhan dan keikhlasan serta kerelaan luar biasa untuk tidak korupsi yang dicontohkan keluarga antikorupsi Nabi Ibrahim AS, sejatinya adalah keutamaan Iduladha yang seyogianya kita lestarikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Firli di Jakarta, Jumat (30/6).
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Idul Adha itu apa? Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban, di mana umat muslim melaksanakan ibadah penyembelihan hewan di setiap perayaan ini.
-
Kapan Idul Adha dirayakan? Idul Adha yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban adalah salah satu hari besar dalam kalender Islam yang dirayakan dengan penuh makna oleh umat Muslim di seluruh dunia.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Kapan puasa Idul Adha dilakukan? Puasa sunah menjelang Idul Adha, dapat dilakukan pada tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah, tanggal 8 Dzulhijjah untuk puasa Tarwiyah, dan tanggal 9 Dzulhijjah untuk puasa Arafah.
-
Apa makna dari perayaan Idul Adha? Hari Raya Idul Adha merupakan perayaan yang penuh makna di dalamnya. Perayaan ini memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail, serta sebagai ungkapan syukuran atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Kisah keluarga Nabi Ibrahim AS mengajarkan tentang arti dari sebuah tekad, keteguhan, keyakinan, keikhlasan serta kerelaan luar biasa, yang sejatinya dimiliki oleh setiap umat manusia.
"Kisah ini seharusnya menjadi inspirasi agar kita tidak berperilaku layaknya seekor tikus rakus yang senantiasa merasa kurang dan tidak pernah cukup dengan apa yang dimiliki," tegas Firli.
Menurut Firli, ketauladanan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim merupakan momentum bagi kebangkitan umat untuk melawan rasa tamak dan perilaku koruptif.
Dalam kacamata penanganan korupsi, kata Firli, kisah keluarga Nabi Ibrahim AS diterjemahkan menjadi strategi trisula pemberantasan korupsi KPK.
Yakni pendekatan pendidikan masyarakat untuk membentuk mindset dan culture set baru antikorupsi, pendekatan pencegahan yang tujuan utamanya menghilangkan kesempatan dan peluang untuk korupsi, dan pendekatan penindakan di mana ketiganya adalah core business KPK dalam pemberantasan korupsi.
"Dengan tingginya animo serta dukungan segenap komponen bangsa kepada KPK, kami yakin ini menjadi solusi terbaik agar Indonesia terlepas dari laten korupsi yang menggurita di negeri ini."
Menurut Firli, korupsi bukan sekadar kejahatan yang merugikan keuangan dan perekonomian negara, tapi juga termasuk kejahatan kemanusiaan dunia karena telah masuk sampai fase berjejaring. "Dampak destruktifnya pada setiap tatanan kehidupan umat manusia, dapat meluluh lantakkan peradaban manusia," kata Firli.
Firli mengatakan dari penelitian dan data empiris menyebutkan korupsi terbukti dapat menciptakan fantasi, mendorong kreativitas calon - calon koruptor untuk beradaptasi, berinovasi, dan memodifikasi modus - modus baru kejahatan korupsi, agar tidak terungkap apalagi tertangkap saat mereka beraksi.
"Ibadah kurban seyogianya menjadi momentum bagi kita untuk menjagal sifat-sifat kebinatangan yang sejatinya ada dalam diri kita," jelas Firli.