Heboh, ada kata bermakna 'alat kelamin' di sampul LKS Bahasa Jawa
LKS tersebut diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang dan saat ini sudah ditarik.
Masyarakat Kota Malang dihebohkan dengan munculnya buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan kata yang dianggap tidak pantas. LKS bidang studi Bahasa Jawa itu menggunakan kata yang oleh sebagian orang bisa dimaknai sebagai alat kelamin laki-laki.
Kata itu ditulis dengan huruf Jawa dalam dua baris yang memang terlihat kurang jelas. Tulisan itu bersanding dengan foto papan nama Jl. Besar Ijen, tulisan Basa Jawa dan tugu Kota Bunga.
Sekilas memang tidak terlihat janggal dengan sampul tersebut, tetapi mereka yang memahami hurus Jawa akan bertanya-tanya. Tulisan itu menggarah pada kata alat kelamin pria.
LKS tersebut diperuntukkan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madarasah Ibtida'iyah (MI) se-Kota Malang yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kota Malang. Sampulnya dari kelas 1 sampai kelas 6 menggunakan gambar yang sama.
"Tadi ditelepon dari gugus, diminta untuk penarikan, tetapi tidak dijelaskan apa kesalahannya, diminta menarik saja," kata Sony Darmawan, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 9 Kota Malang, Kamis (18/2).
Awalnya Sony tidak mengetahui letak kesalahan buku tersebut, karena tidak dijelaskan. Perintahnya hanya diminta menarik dari anak-anak karena terjadi kesalahan cetak. Informasi penarikan diperoleh Kamis (18/2) pagi lewat gugus.
"Tetapi saya tidak tahu penyebab kesalahannya apa dan dimana? Baru tahu sampeyan ke sini ini. Sementara tidak menggunakan buku dulu, tetapi tidak menganggu proses belajar mengajar. Tetap bisa berjalan," jelas Sony.
Seorang guru bidang studi Bahasa Daerah sebuah SD Swasta di Malang mengatakan bahwa tulisan tersebut memang tidak jelas. Hurufnya terdiri dari Ko Sho dan Lo. Huruf Lo-nya pun salah.
"Baris pertama kalau dibaca 'Konshol' yang secara makna juga sulit dipahami artinya. Lo-nya yang dipangku (huruf mati) pun salah, huruf itu tidak ada dalam daftar huruf Jawa, harusnya sedikit nyambung," kata guru bidang studi bahasa Daerah tersebut.
Tulisan itu tidak bisa terbaca secara jelas untuk baris kedua, tetapi secara makna menurutnya seperti terjadi penyamaran. Orang atau anak-anak mungkin saja bisa aneh-aneh.
"Kalau dibaca artinya sudah mengarah ke sana (kurang patut). Sebenarnya cukup ditulis 'Malang' saja," katanya.