Hendak pentas, mobil kelompok organ tunggal masuk jurang, 1 tewas
Mobil mengangkut mereka sudah tidak layak. Ban gundul dan rem blong menjadi penyebab utama kecelakaan.
Sebuah mobil pikap berisi rombongan organ tunggal berisi belasan penumpang, mengalami kecelakaan dan terbalik di Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh, pada Rabu (16/12) pagi. Akibat kejadian itu, satu orang meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka.
Kapolres Aceh Singkil, AKBP Muhammad Ridwan, dan Kanit Pos Lantas Bribka Mulyadi, di Subulussalam, mengatakan, truk dikemudikan Sutrisno membawa belasan penumpang masuk jurang setelah remnya tiba-tiba tidak berfungsi.
Mobil berjenis Mitsubishi Colt Diesel bernomor polisi BK 8040 LU melaju dari arah Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menuju Desa Mukti Makmur (Bakal Buah), Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam. Mereka diminta bermain oleh warga setempat sedang menggelar pesta.
Rombongan itu juga membawa bersama sejumlah biduan, lengkap dengan alat musik seperti keyboard yang ada dalam mobil itu. Namun, saat berada di tikungan tajam menurun, atau berjarak sekitar 50 meter dari PT Laot Bangko, mobil bersama penumpang masuk jurang.
Polisi yang mendapat informasi kecelakaan itu langsung bergerak ke TKP. Dibantu oleh anggota Dinas Perhubungan dan warga, semua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) buat mendapat pertolongan.
Ridwan menyatakan, satu orang korban terhimpit bak mobil, sehingga warga terpaksa membawa alat pemotong kayu senso guna memotong bak mobil itu.
Menurut Mulyadi, akibat insiden itu, satu orang korban bernama Limin (68) meninggal di tempat. Sementara 16 lainnya mengalami luka berat. Kondisi mobil juga mengalami rusak berat setelah terjun bebas dan menabrak pohon karet.
Adapun korban yang mengalami luka berat yakni Samsuri (20), Rio (20), Nanda (15), Syahrial Efendi (22), Edo Syahputra (23), Diwa (15), Linda Yani (29), Tika (17), Maya (33), M Totib (34), Adreani Susanti (27), Putri Rahmadani (32), Rosmalina (33), Mariningsih (29), Sukriwaskito (29), serta Sutrisno (46) selaku sopir.
Mulyadi mengatakan, jika dilihat dari TKP, kondisi mobil tidak layak lagi buat menempuh perjalanan jauh. Sebab ban mobil di bagian belakang sudah tidak beralur, bahkan ada yang sudah terlihat benangnya.
"Saya lihat kondisi bannya sudah nampak benang. Nampak sekali mobil itu tidak diurus. Sudah tidak layak lagi digunakan untuk perjalanan jauh. Sopirnya ini sangat nekat sekali membawa mobil kondisi begini," kata Mulyadi seperti dilansir dari Antara.
Salah seorang korban, Rio, mengaku kejadian ini disebabkan kondisi rem mobil yang tidak berfungsi lagi saat berangkat dari Perbaungan. Namun, hal itu tidak sempat diperbaiki sebelum berangkat ke Subulusssalam.
"Dari sana remnya sudah blong. Namun belum dibaguskan, sudah nahas," kata Rio saat ditemui di rumah sakit.
Menurut Rio, kedatangan mereka ke Subulussalam merupakan yang ketiga kalinya, dengan tujuan yang sama. Yaitu bermain organ tunggal pada acara pesta.
Rio mengaku semua rombongan itu merupakan satu keluarga, termasuk korban meninggal, Limin, yang merupakan kakeknya.