Hoaks Makin Massif Jelang Pencoblosan Pemilu 2019
Cambridge Analitycal telah memetakan tipe-tipe seseorang melalui data-data yang diperolehnya tidak hanya dari facebook, namun juga dari akun twitter. Dengan pemetaan tersebut, maka penggunaan hoaks dapat disesuaikan sehingga dapat mencapai sasaran.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Budiman Sujatmiko mengatakan, penyebaran informasi menyesatkan atau berita bohong alias hoaks yang menyerang pasangan calon nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin bakal semakin masif mendekati hari H Pemilu.
"Untuk itu, sangat penting upaya meningkatkan gerakan menangkal hoaks yang membodohi dan membahayakan persatuan masyarakat," katanya di Jakarta. Seperti dilansir Antara, Kamis (21/2).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana tanggapan Titiek Puspa atas kabar hoaks kematiannya? Titiek Puspa, meski santai, mengakui kesal karena berita palsu yang menyebutkan dirinya telah meninggal dunia.
-
Apa yang diklaim oleh informasi yang viral di media sosial mengenai Pertalite? Viral di media sosial yang mengeklaim bahwa mulai 1 September 2024 Pertalite tidak dijual lagi di SPBU Pertamina. Berikut narasinya: "Mulai 1 September 2024 Pertalite tidak akan dijual lagi di SPBU Pertamina.Wacana soal bensin paling murah ini memang sudah mulai ramai sejak bulan lalu, mulai dari rencana dihapus sampai dibatasi."
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Apa yang diklaim oleh berita hoaks tentang huruf Y? "Huruf 'Y' akan dihapus dari Alfabet", judul artikel tersebut.
-
Apa yang dilakukan Polda Bali untuk menindaklanjuti berita hoaks tersebut? Penelusuran "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Sibercrim Ditreskrimsus Polda Bali, untuk melacak akun tersebut," katanya.
Menurutnya, hoaks memiliki pola terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi serta kepercayaan seseorang. Sebab informasi menyesatkan dengan tujuan tertentu memang didesain dengan menggabungkan kecanggihan teknologi informasi dengan psikologi.
Dia menyebut Cambridge Analitycal telah memetakan tipe-tipe seseorang melalui data-data yang diperolehnya tidak hanya dari facebook, namun juga dari akun twitter. Dengan pemetaan tersebut, maka penggunaan hoaks dapat disesuaikan sehingga dapat mencapai sasaran.
Aktivis Gerakan Tangkal Hoaks Dini Purwono mengatakan, berdasarkan riset 75 persen masyarakat sulit membedakan mana yang hoaks mana yang fakta.
Hal ini karena semakin banyak produksi hoaks yang disebarkan dengan menggabungkan fakta-fakta yang ada. Namun demikian, fakta-fakta tersebut diberi narasi yang menyesatkan, informasinya dipelintir, maupun juga disembunyikan sebagian faktanya.
Hoaks kini juga tidak saja menyerang Jokowi-Ma'ruf Amin, namun juga menyerang kredibilitas pemilu dan penyelenggaraannya.
Untuk menangkal hoaks tersebut, pihaknya terus melakukan upaya mitigasi bersama masyarakat. Di antaranya dengan memberikan cap atau stempel hoaks atau fitnah terhadap selebaran-selebaran yang tidak benar. Dengan stempel tersebut diharapkan masyarakat menyadari bahwa informasi tersebut tidak benar.
Baca juga:
Mahfud MD: Hoaks Dibuat untuk Mengacaukan Pemilu
Strategi KPU Sosialisasi Caleg Eks Napi Korupsi ke Masyarakat
Layar Hitung Mundur Pemilu 2019 Hiasi Gedung Bawaslu
Hadiri Munajat 212, Zulkifli Hasan Harap Pemilu Aman dan Damai
Mahfud MD Ungkap Gejala Gangguan Pemilu 2019 dan Singgung Paslon 02