Ibu-ibu berbaju putih blokir jalan tolak pengosongan kompleks zeni
Kodam Jaya berencana mengosongkan 71 rumah di kompleks perumahan Zeni, Mampang Prapatan yang dihuni purnawirawan.
Sebanyak 200 penghuni kompleks militer perumahan Zeni di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan memprotes dan memblokir jalan masuk kompleks yang terletak persis di samping supermarket Giant Mampang Prapatan. Massa yang sebagian besar ibu-ibu berbaju putih itu memanjatkan doa menolak penertiban yang akan dilakukan Kodam Jaya.
Pantauan merdeka.com di lokasi, Senin (26/10), selain berdoa, mereka kompak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menyanyikan lagu mengheningkan cipta sebagai tanda kekecewaan mereka. Mereka pun nangis dan bersujud di jalanan.
Aksi ini dilakukan warga kompleks Zeni setelah mereka mendapat Surat Peringatan (SP) ke 3 oleh Kodam Jaya untuk mengosongkan 71 rumah yang paling lambat harus dilakukan pada 29 Oktober 2015.
"Ini mayoritas adalah para purnawirawan yang sudah berjuang untuk negara, mereka diminta untuk kosongkan rumahnya," ujar Budi salah satu warga Kompleks Zeni di lokasi, Senin (26/10).
Untuk diketahui, Kodam Jaya berencana mengosongkan 71 rumah di kompleks perumahan Zeni, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang dihuni purnawirawan TNI Angkatan Darat. Perumahan tersebut saat ini dihuni sekitar 200 keluarga.
Sebelumnya, pihak Kodam Jaya mengklaim tanah dan bangunan di perumahan tersebut aset milik TNI AD. Sementara warga mengaku asal-usul tanah dan bangunan yang mereka tempati bukan berasal dari anggaran TNI AD, melainkan dari pengumpulan uang saku anggota Batalion Yon Zikon 1 (sekarang Yon Zikon 11) pada pelaksanaan proyek pemerintah sekitar 1959-1962.
Warga juga mengatakan ada sejumlah keganjilan dalam rencana pengusiran mereka dari perumahan tersebut. Menurut warga, pihak Kodam Jaya mengatakan bahwa mereka telah melakukan tukar-menukar tanah dengan PT Continental Paramitra.
Mengenai surat-surat kepemilikan tanah tersebut pun tidak pernah bisa ditunjukkan pihak TNI kepada warga.
Warga kini meminta kepada pihak Kodam Jaya untuk tidak melakukan tindakan apa-apa sebelum masalah ini selesai dengan baik. Warga juga berupaya menawarkan negosiasi kepada pihak Kodam Jaya agar masalah ini cepat selesai, tapi tidak ada jawaban dari pihak Kodam.