Ibu Korban Sriwijaya Air SJ-182 Diambil Sampel DNA di RS Bhayangkara Palembang
Yusri Lanita (48), ibu dari Indah Halimah Putri (26) diambil sampel DNA di Rumah Sakit M Hasan Bhayangkara Palembang, Senin (11/1). Indah bersama suami, anak, mertua dan keponakannya, merupakan penumpang Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.
Yusri Lanita (48), ibu dari Indah Halimah Putri (26) diambil sampel DNA di Rumah Sakit M Hasan Bhayangkara Palembang, Senin (11/1). Indah bersama suami, anak, mertua dan keponakannya, merupakan penumpang Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.
Kepala Urusan DVI RS M Hasan Bhayangkara Palembang Andry mengungkapkan, tes DNA dan pengumpulan data antemortem digunakan untuk proses identifikasi. Kemudian sampel yang diambil akan dibawa ke RS Polri di Jakarta.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Di mana pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini menabrak lereng gunung Kathmandu, Nepal. Sebanyak 113 orang tewas akibat tragedi ini. Dari total penumpang tersebut, 11 penumpang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, 17 lainnya dari Jepang, 23 orang dari Nepal, dan 14 orang dari Eropa.
"Hari ini kita ambil sampel DNA seorang keluarga korban, yakni ibu dari korban," ungkap Andry.
Selain pengambilan sampel, pihaknya juga melakukan pendampingan psikologis terhadap keluarga. Hasilnya cukup memuaskan dan keluarga berangsur pulih.
"Dari kemarin kami lakukan pendekatan, dan ibu korban sekarang mulai stabil, tidak terlalu shock seperti baru mendapat kabar peristiwa itu. Komunikasinya juga sudah bagus, jauh ada perubahan," ujarnya.
Sementara Yusri Lanita datang didampingi anggota keluarganya ke RS M Hasan Bhayangkara Palembang dari kampungnya di Desa Sungai Pinang II, Ogan Ilir, Sumsel. Dia berencana menyusul suami dan anaknya yang lebih dulu berangkat ke Jakarta untuk menunggu evakuasi dan identifikasi para korban.
"Mudah-mudahan badan saya sehat terus dan bisa berangkat ke Jakarta," kata dia.
Baca juga:
Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air Difokuskan di Dua Titik
TNI Maksimalkan Penggunaan ROV Cari Black Box Sriwijaya Air SJ-182
Polisi Pastikan Tidak Ada Data Ante Mortem Ganda Korban Sriwijaya Air
Identifikasi Korban Sriwijaya Air, Tim DVI Utamakan Ketepatan ketimbang Kecepatan
Polisi Sebut Sidik Jari di Ijazah Bisa Membantu Identifikasi Korban Sriwijaya Air
Dapur Umum Didirikan di Posko Crisis Center Sriwijaya Air Bandara Supadio