Identifikasi korban Lion Air: Gigi dan sidik jari tak ditemukan
"Kita paham bahwa proses identifikasi primer itu ada tiga yakni sidik jadi, rekam gigi dan DNA. Gigi tidak kita temukan, sidik jari belum kita temukan. Jadi yang paling mungkin melalui metode DNA," ucap dia dalam keterangan pers, Selasa (30/10).
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri tengah mengindetifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610. Terdapat 24 kantong jenazah yang diserahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Arthur Tampi menjelaskan, proses identifikasi yang dilakukan dengan mencocokkan DNA korban dan keluarganya. Dia menilai, cara itulah paling tepat. Mengingat, beberapa jenazah yang ditemukan kondisinya sudah tidak utuh.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
"Kita paham bahwa proses identifikasi primer itu ada tiga yakni sidik jadi, rekam gigi dan DNA. Gigi tidak kita temukan, sidik jari belum kita temukan. Jadi yang paling mungkin melalui metode DNA," ucap dia dalam keterangan pers, Selasa (30/10).
Karenanya, Arthur mengharapkan, keluarga yang datang ke RS Polri harus yang memiliki hubungan darah. Baik itu, Ibu dan Bapaknya, kakaknya, adiknya, atau anaknya. Hal itu untuk mempermudah proses identifikasi.
"Yang datang memang kadang-kadang bukan dari garis keturunannya makanya kita minta yang datang dari garis keturunannya," ujar dia.
Sejauh ini, pihaknya telah menerima sekitar 70-an data DNA keluarga korban. Disebutkanya, satu profil DNA memerlukan waktu 4 hari 24 jam untuk dapat menemukan identitasnya.
"Datanya kita dapatkan dari profile DNA keluarga yang datang. Kita temukan kita paling cepat untuk mengidentifikasi yang sudah ada itu paling sekitar 4-8 hari ke depan," tandas dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Lima pelukan Indah sebelum calon suami terbang naik Lion Air JT610
Crisis Center kecelakaan Lion Air dipusatkan di 3 tempat
Kemenkeu siapkan tunjangan bagi 21 keluarga korban kecelakaan Lion Air JT 610
Pencarian hari kedua Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang
Arus bawah laut deras, pencarian Lion Air JT 610 diperluas hingga radius 2 km
Basarnas: Tak ada kendala evakuasi Lion Air JT610, hanya soal waktu
Keluarga korban Lion Air JT 610 diarahkan ke pusat krisis di Jakarta