Iluni UI sebut elite politik harus jaga perilaku karena terekam di media sosial
Elite politik di Indonesia harus menjaga perilakunya di media sosial. Sebab, segala hal yang disampaikan oleh politikus di media sosial akan terekam dan menjadi arsip sejarah pada masa mendatang.
Elite politik di Indonesia harus menjaga perilakunya di media sosial. Sebab, segala hal yang disampaikan oleh politikus di media sosial akan terekam dan menjadi arsip sejarah pada masa mendatang.
"Apa yang kita 'posting' sekarang turut menentukan, apakah masa-masa sekarang nantinya akan dianggap sebagai contoh peradaban yang baik atau bukan," kata Ketua Ikatan Alumni (Iluni) Sejarah Universitas Indonesia Patria Gintings dalam diskusi yang digelar Iluni Sejarah UI di Depok, Jawa Barat, Selasa (16/10).
-
Siapa yang meresmikan Media Center Indonesia Maju? Menteri Investas Bahlil Lahadalia meresmikan media center Indonesia Maju, yang beralamatkan di Jalan Diponegoro, Nomor 15A, Menteng, Jakarta Pusat.
-
Siapa yang kerap mengunggah kesehariannya di media sosial? Setelah menikah dengan Harvey Moeis dan memiliki 2 anak, Sandra kerap mengunggah kesehariannya di media sosial.
-
Dimana Polresta Pekanbaru berdiskusi dengan para admin media sosial? Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
Diskusi bertajuk "Sejarah Menghadapi Era Digital" itu menghadirkan sejumlah pembicara. Mereka di antaranya sejarawan publik UI, Kresno Brahmantyo; Kepala Kebijakan Publik Twitter Indonesia, Agung Yudha dan Gilang Sukmahavi dari LM Brand Strategist.
Patria menjelaskan, jejak peradaban kuno dunia ribuan tahun lalu bisa diketahui saat ini dari hasil penelusuran lewat medium prasasti, lembar lontar hingga piramida. Begitu pun di Indonesia. Menurutnya, bangsa Indonesia dapat mempelajari rekam jejak tokoh-tokoh seperti Kartini dan Soe Hok Gie lewat catatan harian yang ditulis di buku.
Namun, kata Patria, generasi muda 30-50 tahun mendatang akan mempelajari sejarah yang sumbernya digital. Sebab, banyak orang terutama orang Indonesia gemar menyampaikan banyak hal di media sosial. Berdasarkan penelitian media sosial We Are Social & Hootsuite tahun 2018, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 130 juta.
"Oleh karena itu, lewat diskusi ini, Iluni Sejarah UI sekaligus ingin mengingatkan kita semua untuk menjaga perilaku saat sedang menggunakan medsos. Karena apa yang kita posting sekarang di akun medsos masing-masing, akan menjadi cerminan peradaban kita. Kita tentu tidak ingin peradaban digital Indonesia didominasi pembahasannya dengan soal-soal receh, soal hoax, atau soal marah-marah saja," katanya.
Baca juga:
Polisi tahan Augie Fantinus atas kasus tuduhan polisi jadi calo di Asian Para Games
LinkedIn akuisisi startup layanan manajemen karyawan
Masyarakat diminta tak telan mentah-mentah info seliweran di medsos
Banyak kecelakaan, kota ini punya 16 zona bebas selfie
Kasus pemerkosaan karena medsos, saatnya usia pengguna dibatasi
Tips berbelanja online aman dari Kemenkominfo