Imam Besar Istiqlal: Jihad bukan untuk menciptakan keonaran!
Berbagai macam agama, suku, adat, dan budaya ada di Indonesia. Menghindari terjadinya perpecahan pemahaman terhadap agama perlu diperdalam untuk menemukan nilai toleransi sekaligus memperkuat perbedaan.
Berbagai macam agama, suku, adat, dan budaya ada di Indonesia. Menghindari terjadinya perpecahan pemahaman terhadap agama perlu diperdalam untuk menemukan nilai toleransi sekaligus memperkuat perbedaan.
"Marilah kita tanamkan nilai-nilai agama masing-masing untuk kembali memperkuat jiwa Bhinneka Tunggal Ika. Agama itu mestinya mencerahkan. Kita harus menebarkan kedamaian," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5).
Menurut Nasaruddin, dalam Islam umat wajib menghormati sesama tanpa melihat agamanya. Jika ada orang mengatasnamakan Islam tapi mudah menghilangkan nyawa orang lain, tak tepat dibilang muslim apalagi jihad.
"Jihad dalam Islam itu untuk menghidupkan orang. Jihad meningkatkan martabat kemanusiaan dan perekonomian masyarakat, bukan untuk menciptakan keonaran dan kesengsaraan. Dalam Islam tidak ada paksaan kalau orang sudah tenang dengan agamanya tidak usah diusik-usik," terang salah satu Kelompok Ahli BNPT ini.
Dia mengakui, masih ada di masyarakat yang mengusik akidah orang lain. Faktanya banyak contoh orang keliru dalam menggunakan bahasa agama sehingga menimbulkan persoalan besar.
"Betapa kalau kita menggunakan bahasa agama akibatnya sangat besar. Hati-hati menggunakan bahasa agama, jangan gunakan untuk tujuan subyektif atau bisnis dengan memakai ayat atau hadis," tuturnya.
Nasaruddin mendukung tergelarnya dialog lintas agama ini. Menurutnya, dialog seperti ini sudah pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW dengan menggelar dialog lintas agama di Masjid Madinah.
"Dengan terus mendalami dan mengamalkan nilai agama dalam koridor perbedaan, bangsa Indonesia pasti akan kebal dari berbagai pengaruh paham transnasional yang tujuannya ingin memecah belah NKRI," tandasnya.
Baca juga:
'Pentingnya pendidikan Pancasila cegah paham tertentu masuk sekolah'
Empat gagasan Presiden Jokowi perangi radikalisme dan terorisme
Generasi muda harus bergandeng tangan selamatkan bangsa
Mendikbud janji tangani 30 siswa Yogyakarta dibaiat kelompok radikal
Kapolda DIY: Ada sekolah disusupi kelompok radikal, 30 siswa dibaiat
Masyarakat pecinta NKRI dukung Polri berantas radikalisme
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang menjadi masalah utama yang dihadapi warga Jakarta saat ini? Belakangan ini, kualitas udara Jakarta jadi sorotan masyarakat.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menyerahkan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya kepada Pemerintah Republik Indonesia? Hal tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen-dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya dari tangan Co Batavia en Ommenlenden kepada Basis Co Jakarta Raya.