Industri Pariwisata Kehilangan Pendapatan Rp60 Triliun di Awal 2020
Angka tersebut dihitung berdasarkan pertimbangan okupansi dan lainnya berdasarkan perbandingan dengan capaian sepanjang tahun 2019 sebesar USD 17,6 miliar.
Industri pariwisata berpotensi kehilangan pendapatan dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sekitar USD 4 miliar atau setara dengan Rp60 triliun sepanjang Januari hingga April 2020.
"Pariwisata kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sekitar USD 4 miliar atau setara Rp60 triliun sepanjang Januari-April 2020," tegas Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani dalam seminar virtual di Jakarta, Kamis (16/4).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Hariyadi menjelaskan angka tersebut dihitung berdasarkan pertimbangan okupansi dan lainnya berdasarkan perbandingan dengan capaian sepanjang tahun 2019 sebesar USD 17,6 miliar.
Sementara itu potensi kehilangan sektor perhotelan dan restoran (di hotel) untuk pasar domestik sekitar Rp30 triliun.
Hariyadi menuturkan, berdasarkan laporan yang dihimpun PHRI, per 13 April 2020 sedikitnya sudah ada 1.642 hotel dan 353 restoran/tempat hiburan yang kini berhenti beroperasi.
Dia juga mengungkapkan tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang rata-rata hanya 49,2 persen saja. Ada pun saat ini tingkat hunian di hotel mendekati nihil. Demikian pula yang dialami oleh bisnis restoran.
Sejumlah daerah yang paling terdampak yakni Manado, Bali dan Batam, yang juga mengalami penurunan wisman paling parah.
Dampak Karyawan
Hal itu sejalan dengan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang mencatat sejak minggu kedua April sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata ditutup.
"Yang terberat memang pekerja di sektor pariwisata yang terdampak paling awal. Mereka kondisinya unpaid leave (cuti di luar tanggungan perusahaan)," katanya.
Hariyadi mengakui karyawan yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih relatif sedikit. Pasalnya, perusahaan tidak mungkin bisa menyiapkan pesangon di tengah kondisi pandemi saat ini.
Alhasil, kondisi tersebut membuat nasib para pekerja terancam kehilangan pendapatan akibat mewabahnya Covid-19.
"Jumlah (karyawan) yang terancam itu signifikan. Sektor hotel saja pada 2018 total pekerjanya ada 408 ribu orang. Mungkin 2020 naik angkanya 10 persen jadi sekitar 550 ribu orang untuk hotel saja. Restoran jumlahnya lebih besar, mungkin karyawan saja bisa 1 juta orang, jadi 1,5 juta orang (karyawan terdampak) dari hotel dan restoran," kata Haryadi.
(mdk/idr)