Ingin kuasai pasar harus urus industrinya dulu
Pakde Karwo menambahkan pasar bisa dibangun melalui pameran seperti yang dilakukan saat ini karena pasar adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual.
Penguasaan pasar dapat dilakukan apabila industrinya diurus lebih dulu. Mulai teknologi, biaya produksi yang murah, bahan pokok, sampai ke pemasaran. Sebab, hal tersebut merupakan masalah pokok atau penting dalam industri. Jika sudah diurus, otomatis pasar akan lebih mudah dikuasai.
Pernyataan tersebut disampaikan Pakde Karwo Sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo saat menjawab pertanyaan para wartawan seusai acara peninjauan Stand Pameran peserta Koperasi dan UKM Expo Tahun 2017 se Jawa Timur di Grand City Surabaya, Rabu (26/7).
Kunci penguasaan pasar tersebut, lanjut Pakde Karwo, harus diurus oleh pemerintah. Dengan demikian, UKM akan berkembang. "Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dan mudah dioperasikan menjadi urutan pertama yang perlu dilakukan sebagai sarana untuk produksi. Kedua, bahan baku yang digunakan harus mudah dicari dan selalu tersedia kapanpun dibutuhkan serta berasal dari daerah sekitarnya," ujarnya.
Dengan begitu, ongkos atau biaya bisa ditekan karena harganya murah dan tidak perlu impor atau mendatangkan dari luar provinsi atau luar negeri.
Diingatkan Pakde Karwo, bila tidak diurus maka pasarnya akan lari karena tidak bisa menjaga kualitas dan kestabilan harga. Selain itu, budaya UKM atau pengusaha menaikkan harga dagangannya kalau usahanya laku dan maju agar dihindari.
Pakde Karwo menambahkan pasar bisa dibangun melalui pameran seperti yang dilakukan saat ini karena pasar adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual. "Kalau sudah bertemu dan bisa langsung melihat hasil produk/barang, maka di tempat itulah akan terjadi transaksi dari kedua belah pihak," ujarnya.
Selain lewat pameran, lanjutnya, pengusaha/UKM juga bisa memasarkan hasil produknya lewat IT atau internet. Melalui internet, orang pembeli bisa langsung melihat barang-barang apa saja ada di brosur dan berapa harga yang ditawarkan, ditambah dengan bisa melihat kualitasnya.
Pada kesempatan sama, Pakde Karwo juga memberikan contoh beragamnya produk-produk agro di Jatim sebagai bahan baku, seperti nangka, apel, rambutan, pisang dan salak atau tempe. Semua bahan baku tersebut murah dan dekat sehingga tidak harus mengeluarkan biaya mahal untuk dikembangkan. Usaha inilah yang seharusnya dikembangkan kedepannya.
Hasil olahan agro yang laris manis di luar negeri, lanjut Pakde Karwo, olahan mangga yang dibuat asinan. Tapi, dia meminta bahan bakunya bukan mangga manis, karena yang dicari dan disukai pasar luar negeri itu adalah asinan mangga yang agak kecut atau masam.
"Coba itu dikembangkan, karena bahan baku mangga sangat banyak di Probolinggo dan Pasuruan. Hanya saja cari mangga yang kecut, bukan yang manis," tegasnya.
Expo untuk perluas pasar
Sementara itu, Kadiskop dan UKM Prov Jatim Mas Purnomo, mengatakan, event tahunan Koperasi dan UKM Expo 2017 dilaksanakan setahun sekali untuk memperkenalkan produk daerah dan memperluas pasar para UKM. Acara ini juga bisa dijadikan ajang mensosialisasikan Koperasi dan UKM sebagai wahana perkembangan ekonomi Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Purnomo menjelaskan, Koperasi dan UKM Expo 2017 yang mengambil Tema 'Memperkuat Koperasi dan UKM melalui Kegiatan Ekonomi Kreatif' ini menyiapkan 214 booth produk UKM. Berlangsung selama lima hari ini (26 sampai dengan 30 Juli 2017) di Grand City Surabaya. Expo ini ditargetkan dikunjungi sebanyak 30.000 pengunjung, dengan target realisasi transaksi sebesar Rp 5,7 miliar. Untuk expo tahun sebelumnya tercatat dikunjungi sebanyak 27.000 pengunjung, dengan realisasi transaksi sebesar Rp 5,4 miliar. Selain diikuti Koperasi dan UKM se Jatim, Expo ini juga diikuti dari enam provinsi dari luar Jawa Timur dan KPD-KPD kantor bisnis.