Ini bedanya mudik dengan kereta api sekarang dan dahulu
Saat ini mudik dengan kereta api lebih nyaman.
Kereta api menjadi salah satu transportasi yang paling diminati oleh para pemudik menjelang atau sesudah hari lebaran. Para pengelola pun dituntut memberikan fasilitas yang mampu memuaskan penumpangnya.
Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Bambang S Prayitno, menyatakan fasilitas yang dimiliki PT KAI khususnya di Stasiun Pasar Senen memang selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun oleh para pengelola. Dirinya pun menjelaskan perbedaan signifikan Stasiun Pasar Senen saat ini dengan beberapa tahun lalu.
"Sekarang kan mengalir, penumpang ke stasiun yang mau berangkat masuk datang lagi, masuk datang lagi, artinya kalau kita melakukan penataan itu harus tertib, artinya masyakarat harus bisa mengikuti itu. Kalau dulu kan penumpang datang berdesak-desakan masuk ke stasiun kadang datang tak jelas," kata Bambang kepada wartawan, Minggu (3/7).
Bambang menjelaskan, beberapa tahun lalu para penumpang kereta api di Stasiun Pasar Senen seringkali mereka tidak jelas datang ke stasiun berharap dapat tiket pulang kampung. "Nah ini yang datang terus-terusan mereka ini engga jelas, lama-lama ada yang pingsan, ada yang sakit, kecopetan, tiket enggak dapet, nah itu dikatakan puncaknya tuh," ujarnya.
Sehingga saat itu, ungkap Bambang, pihaknya hanya berusaha bagaimana supaya cepat kereta bisa mengangkut semua penumpang, sehingga yang terpenting penumpang sampai tujuan. "Kalau dulu kan goalnya begitu, tapi kita tidak melaksanakan atau memberikan keselamatan kepada mereka. Jadi boro-boro nyaman, selamat aja sudah untung, yang penting sampai," jelasnya.
Dirinya mengaku sering terpikir keselamatan penumpang, karena saat itu dalam gerbong kapasitasnya seringkali kelebihan muatan, sehingga yang terjadi berdesak-desakkan di sana dengan semua kalangan usia yang tak jarang berjepit-jepitan.
"Artinya keselamatan penumpang di situ dan perjalanan juga kan over. Nah dulu seperti itu, orang datang ke stasiun dipaksa masuk berangkat. Itu namanya puncak," tuturnya.
"Kalau sekarang kan engga. Sekarang satu tiket untuk satu orang dan satu tempat duduk. Misalnya kapasitas angkut penumpang 600, ya yang berangkat 600 dan dipastikan engga ada yang engga dapet tempat duduk. Dan semua penumpang harus dengan identitas yang sebenar-benarnya. Jika ada ketahuan menggunakan calo, kita batalkan pemberangkatannya," tambahnya.
Dirinya sadar, Kereta Api memang perlu pendapatan, namun kejadian desak-desakan dengan segala kerugian yang terjadi bukanlah tujuan kereya api.
"Sehingga kini kita konsisten walaupun permintaan tinggi, yang diangkut tetap sesuai dengan daya tampung. Sekarang kita bisa menampung 100 persen. Kita berupaya bagaimana supaya bisa lebih baik dan lebih mudah," tutupnya