Ini cerita rombongan asal Probolinggo soal jemaah yang tewas di Mina
"Kami terhimpit, kebanyakan kepanasan dan akhirnya korban berjatuhan," kata Mugi.
Dua orang jemaah haji Indonesia asal Probolinggo Kloter 48/Debarkasi Surabaya (SUB) tewas akibat musibah yang terjadi di Mina, Makkah. Ketua Rombongan (Karom) Mugi Suryojaya dari Kloter tersebut menceritakan awal mula tragedi berdarah itu.
"Kami berangkat melempar jumroh dari Mina Jadid. Sesampai di Jalan 204, sebelum jembatan, tampak jemaah menumpuk dari dua arah. Lokasinya setelah pasar. Saya melihat langsung Pak Niro meninggal dalam peristiwa itu," kata Mugi Suryojaya, di Makkah, seperti dikutip Antara, Jumat (25/9).
Mugi menjelaskan saat itu jemaah yang mau masuk bertemu dengan jemaah yang akan ke luar di jalan tersebut. Di sana lah terjadi desakan dan banyak jemaah terhimpit lalu berjatuhan.
"Kami terhimpit, kebanyakan kepanasan dan akhirnya korban berjatuhan. Salah satu korban yang meninggal merupakan anggota rombongan saya," katanya.
Dia merinci nama jemaahnya adalah Niro dari Probolinggo. Saat di lokasi kejadian, dia lepas dari dirinya. "Beberapa saat kemudian, saya lihat digotong sama askar (petugas Arab) dan ditaruh di bawah jembatan, wajahnya ditutup kain ihram," katanya.
Kesaksian juga disampaikan salah seorang anggota rombongan yang selamat, Hasan. Dia mengaku jenazah Niro itu langsung dibawa askar. Ketika kejadian, almarhum berada di belakang posisinya.
"Saya buka ihram yang nutupi wajahnya. Saya lihat ada slayer hijau di leher dan mukanya memang Pak Niro. Saya bilang ke askar, ini teman saya, terus kemudian dibawa pergi," ujarnya.
Sementara itu, PPIH Arab Saudi mengidentifikasi korban dari Debarkasi Batam adalah Busyaiyah Sahel Abdul Gafar (50 tahun) asal Kloter 14/ Batam (BTH) 14, Maktab 1, nomor paspor A2708446.