Ini gelar kekuatan pasukan TNI AD amankan Pemilu
"Tugas intelijen bukan untuk menakuti rakyat, tapi mengawasi," kata Jenderal Budiman.
TNI AD menggelar pasukannya untuk pengamanan Pemilu 2014. Selain pasukan antihuru-hara, TNI juga menyiapkan aparat intelijen.
"Tugas intelijen bukan untuk menakuti rakyat, tapi mengawasi," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman di Jakarta, Rabu (15/1).
Terkait persiapan pasukan pengendalian antihuru hara (PHH), Budiman mengatakan TNI AD sudah menyiapkan pasukan di setiap tingkatan.
Di Kodim akan disiagakan satu satuan setingkat peleton (SST) atau sekitar 20 prajurit. Di tingkat korem sebanyak satu hingga dua satuan setingkat kompi (SSK) cadangan disiapkan. Sebanyak satu SKK setara dengan 100 prajurit.
"Tergantung letak korem. Jika di kota besar makan disiapkan dua SSK," ujar Budiman.
Setingkat kodam, TNI AD menyiapkan satu batalyon cadangan. Dan untuk Kostrad, TNI AD menyiapkan tiga satuan setingkat batalyon (SSY) cadangan. Satu SSY diperkirakan berjumlah 1.000 prajurit.
Budiman juga mengatakan TNI AD sudah memetakan daerah rawan konflik selama pemilu. Meski tak menyebutkan tempat, Budiman mengatakan ciri-ciri daerah yang rawan konflik, yakni daerah yang banyak memiliki pendukung fanatik parpol.
"Kita melihat dinamika sosial masyarakat. Kemungkinan terjadi bentrok adalah ketika massa fanatik masing-masing parpol bertemu," katanya seraya menambahkan pemantauan terhadap daerah rawan dilakukan terus menerus dan datanya terus di-update setiap bulannya.