Ini Identitas 10 Siswa dan Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas Kecelakaan di Ciater
10 korban diantaranya merupakan guru dan pelajar yang sedang bepergian dalam rangka perpisahan sekolah.
Kecelakaan maut satu unit bus yang mengangkut pelajar dan guru SMK Lingga Kencana, Depok Jawa Barat, menyebabkan 11 orang meninggal dunia.
- Kecelakaan Bus Rombongan Siswa SMP Malang di Tol Jombang, Ini Identitas Korban Luka dan Tewas
- Cerita Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana di Subang: Korban Sempat Kirim Voice Note Minta Tolong
- Ini Identitas dan Kondisi Sopir Bus SMK Lingga Kencana yang Kecelakaan di Ciater
- Penjaga SMK Lingga Kencana Lolos dari Kecelakaan Maut di Ciater, Ini Penyebabnya
Ini Identitas 10 Siswa dan Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas Kecelakaan di Ciater
10 korban diantaranya merupakan guru dan pelajar yang sedang bepergian dalam rangka perpisahan sekolah.
Bus mengalami kecelakaan selepas dari Tangkuban Perahu. Bus yang mengalami kecelakaan adalah rombongan di bus 1. Diperkirakan ada 100 orang terdiri dari murid dan guru yang ikut dalam rombongan tersebut.
Sementara itu, Satuan Lalu Lintas Polda Jawa Barat yang menangani peristiwa tersebut tengah melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab kejadian kecelakaan maut tersebut.
Berikut indentitas pelajar dan guru SMK Lingga Kencana yang menjadi korban kecelakaan.
- Intan Ilahawati
- Suprayogi (Guru)
- Desy Yulianti
- Tyara
- Robiyatul Adawiyah
- Raka Komara
- Mahesya Putra
- Ade Nabila Anggraini
- Intan Fauziah
- Dimas Aditya
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Jules Abast, mengatakan terhadap 9 korban tersebut akan diberangkatkan ke Depok, Jawa Barat. Sementara untuk satu korban atas nama Raka akan di bawa ke Subang, Jawa Barat untuk dimakamkan.
Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi mengungkapkan pihaknya saat ini sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan kecelakaan bus terguling yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia.
“Hari ini (12/5), kita melaksanakan kegiatan penandaan di tempat kejadian perkara untuk memberikan tanda-tanda yang terjadi atau barang bukti-barang bukti yang kita temukan di tempat kejadian perkara,” kata Edwin.
Dalam olah TKP, personel Kepolisian menandai beberapa titik di lokasi kecelakaan sesuai dengan keterangan dari saksi maupun tanda-tanda saat kecelakaan terjadi. Penandaan dilakukan menggunakan cat berwarna putih.
“Tentunya ini untuk nantinya kita akan membawa ke meja kerja, kemudian kita laksanakan rekonstruksi visualisasi kecelakaan lalu lintas berdasarkan bukti-bukti yang ada di lokasi kejadian perkara,” katanya.
Hingga saat ini pihaknya bersama instansi terkait masih melakukan rangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian. Dengan demikian, penyebab terjadinya kecelakaan belum dapat dipastikan dan masih akan menunggu hasil olah TKP.