Ini keganjilan pengakuan Agus Santoso kepada ratusan pengikutnya
200-an pengikutnya tinggal bersama di sebuah hotel di Kota Batu, dengan biaya hidup ditanggung oleh Agus Santoso.
Warga Malang mendadak heboh dengan kemunculan seorang pria bernama Agus Santoso. Agus memiliki sekitar 600 orang yang menjadi anggota keluarga besarnya (komunitas). Agus dipercaya memiliki warisan yang diklaim tidak terbatas jumlahnya.
Dari 600 orang pengikutnya itu, 200-an di antaranya tinggal bersama di sebuah hotel di Kota Batu, dengan biaya hidup ditanggung oleh pria berusia 32 tahun itu. Tak hanya itu, semua pengikut Agus dijanjikan bakal diumrohkan secara gratis dan semua utangnya akan dilunasi.
Mereka yang bergabung dengan Agus dijanjikan umroh gratis dengan syarat hanya membayar biaya pendaftaran Rp 150.000. Mereka juga dijanjikan pelunasan utang-utang yang selama ini menjadi beban hidup. Anggota baru akan berangkat umroh bersama, setelah utang mereka sudah dilunasi nantinya.
"Jadi utang-utang dilunasi dulu baru berangkat umrah bersama. Kuncinya hanya mau bersabar, kita semua harus mau menunggu," kata Agus Santoso saat ditemui di hotel di Batu, Rabu (18/3) lalu.
Namun banyak keganjilan seputar pengakuan Agus tersebut. Meski demikian para pengikutnya tetap setia dan menuruti semua perkataan dan janji Agus.
Lalu bagaimana kisah tersebut bermula? Berikut ceritanya:
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa yang Aryanto Misel temukan? Nama Aryanto Misel mendadak jadi perbincangan setelah berhasil menemukan Nikuba.
-
Apa yang menjadi keahlian Agus Riewanto? Dikutip dari website resminya, Agus Riewanto merupakan dosen Fakultas Hukum UNS. Selain mengajar dan meneliti, pria yang masa kecil dan remajanya dihabiskan di Kalimantan Barat itu juga menjabat sebagai Anggota Senat Akademik FH UNS sejak tahun 2018 hingga sekarang, serta Direktur Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) FH UNS (2018-sekarang).
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Danau Masigit mulai mengering? Sudah tiga bulan terakhir lokasi itu tidak digenangi air hingga tanah di dasar danau retak-retak.
Pengikut Agus dijanji umroh dan dilunasi utang-utangnya
Pengikut Agus Santoso dijanjikan umroh gratis dengan syarat hanya membayar biaya pendaftaran Rp 150.000. Mereka juga dijanjikan pelunasan utang-utang yang selama ini menjadi beban hidup. Anggota baru akan berangkat umroh bersama, setelah utang mereka sudah dilunasi nantinya.
Uang pendaftaran tersebut dipersilakan diambil jika ingin melepaskan diri dari keanggotaan. Mereka juga diberi kebebasan untuk berhubungan dengan keluarga.
Sementara itu, pengikut Agus rata-rata memiliki utang di atas Rp 100 juta, bahkan sampai Rp 5 miliar. Mereka keseluruhan bangkrut dari usaha barang-barang antik yang berbau klenik dan mistis, semacam keris, tombak, samurai, tokek raksasa, akik dan lain sebagainya.
Oleh Agus, mereka dimotivasi untuk bangkit dari keterpurukan. Bagi yang muslim diajak memperbanyak zikir dan berdoa, salat, dan pasrah diri kepada Allah SWT. Sementara yang berkeyakinan lain diminta beribadah sesuai keyakinannya.
Mereka wajib meninggalkan segala bentuk kepercayaan pada benda-benda berbau klenik yang sebelumnya telah membuat mereka rugi. Mereka diajak kembali pada jalan yang lurus dan ikhlas menerima kenyataan (takdir).
"Program melaksanakan umroh agar menjadi benar di jalan Allah. Jangan lagi mencoba bermain barang-barang antik berbau klenik," katanya.
Tanggung hidup pengikutnya di hotel, Agus habiskan Rp 19 M
Nama Agus Santoso mendadak menjadi perbincangan di Malang, Jawa Timur dan sekitarnya. Pria kelahiran Lumajang, 28 Desember 1983 itu menjanjikan akan melunasi utang ratusan orang yang bergabung sebagai 'keluarga besar'-nya.
Selain itu, Agus juga menjanjikan untuk berangkat umrah bersama ke Tanah Suci setelah utang mereka dilunasi. Ada 600 orang lebih yang bergabung sebagai keluarga besarnya, dan 200 orang di antaranya bersama Agus tinggal di hotel. Mereka yang bergabung hanya diminta mahar Rp 150.000.
Selama di hotel, Agus menanggung semua keluarga besarnya itu, dari tempat tinggal, makan hingga kebutuhan pulsa sehari-hari. Aktivitas Agus dan kawan-kawan sudah berjalan sekitar tujuh bulan terakhir, sudah berpindah di 3 hotel.
"Sehari saya membayar biaya hotel saja Rp 22 juta. Pulsa kadang-kadang mendapat tagihan Rp 2 Juta," kata Agus Santoso di sebuah hotel di Kawasan Songgoriti, Kota Batu, Rabu (18/3). Agus mengaku sudah menghabiskan biaya untuk aktivitasnya sebesar Rp 19 miliar.
Agus ngaku kaya raya dapat warisan dari ayah angkat
Saat ditemui merdeka.com, Agus begitu santai dengan mengenakan kaos bergaris horisontal. Penampilannya sederhana, tidak menampakkan sebagai orang kaya yang berlimpah harta kekayaan. Kalimat-kalimat yang keluar berisi kepasrahan kepada Allah, bahkan tidak peduli dengan orang lain yang berbuat jahat sekalipun.
Uang yang diterimanya selama ini berasal dari papa angkatnya bernama Haji Muhammad Eddy yang sekarang ini masih berada di China. Eddy, menurut Agus, seorang mualaf yang tinggal di kawasan Jakarta Selatan dan memiliki kekayaan berlimpah di Swiss.
Selama ini, Agus sendiri mengaku senasib dengan orang-orang yang meminta pertolongan kepadanya. Dia sama-sama pencinta barang antik dan mistik, yang kemudian merugi dalam bisnis. Utangnya sempat menyentuh angka Rp 700 juta, tetapi sekarang tinggal Rp 300 juta.
Agus juga menunggu papa angkatnya pulang untuk menyelesaikan utang-utangnya seperti 600 orang yang bergabung dengannya. Hanya saja semuanya harus sabar menunggu.
"Dalam minggu ini papa akan pulang, nanti akan kita sampaikan semuanya kepada wartawan tentang harta itu. Kalau saya yang cerita, bukan orang yang tepat," katanya.
Agus yakinkan pengikutnya, semua utangnya akan dilunasi ayah angkat
Agus selama ini memberikan motivasi kepada 'keluarganya' atau pengikutnya yang terpuruk karena persoalan utang. Mereka yang rata-rata memiliki utang di atas Rp 100 juta sampai Rp 5 miliar itu diajak berpasrah diri pada Allah SWT dan memohon pertolonganNya.
"Saya hanya mengajak mendekatkan diri dengan berdoa sebanyak-banyaknya dan sholat sesuai dengan tuntunan," katanya.
Agus meyakinkan kalau Eddy bakal datang menyelesaikan utang mereka. Agus mempersilakan anggotanya untuk pulang jika ingin pulang, namun mempersilakan kalau ingin tetap ikut bersamanya.
"Saya persilakan kalau ingin pulang, bahkan akan kita beri bekal untuk kendaraannya. Kalau ingin tetap di sini juga tidak jadi masalah," katanya.
Agus dan kawan-kawan yakin dengan Eddy, karena selama ini mereka selalu difasilitasi. Sekian miliar uang sudah diterimanya dan sudah saling percaya.
"Kami yakin, hanya butuh kesabaran. Selama ini kita diberi sekitar Rp 50 juta sehari untuk operasional," katanya.
Agus tinggalkan pengikutnya dan ke Jakarta temui ayah angkatnya
Aktivitas Jamaah Umroh Gratis pimpinan Agus Santoso mengundang kecurigaan banyak pihak. Terakhir, mereka meninggalkan vila tempatnya beraktivitas di Kawasan Songgoriti, Kota Batu, Malang.
Kali ini mereka kembali berpindah lokasi. Diperkirakan dia menuju ke suatu tempat di Surabaya. Tetapi sebagian pengikutnya malah pulang ke rumah masing-masing. Mereka bertolak dari vila sebagian menggunakan mobil pribadi, lainnya menggunakan kendaraan sewaan, sisanya diantar menggunakan angkutan umum. Sementara Agus Santosa dikabarkan menuju Jakarta untuk menemui ayah angkatnya, Haji Muhammad Eddy.
"Agus Santoso pulang ke rumah orang tuanya ke Jakarta. Mestinya masih semalam lagi. Dia beralasan beli makanan terus tidak kembali ke sini. Tapi ada perwakilannya," kata Kartono, pengelola Vila Kalendra, Kamis (19/3).
Kartono mengatakan, Agus menyewa hotel Kalendra selama dua hari dengan menempati sembilan unit vila sejak Selasa lalu. Menurut dia, Agus sudah melunasi pembayaran villa dua kamar dengan harga sewa satu unit Rp 700 Ribu, dan villa dengan 3 kamar dibanderol Rp 800 ribu per unit.
Para tamu bermalam bersama Agus, menurut Kartono, ada yang berasal dari Lamongan, Kalimantan, Jombang dan Kediri. Mereka selama ini hanya santai-santai saja, tapi dia mengaku tidak curiga dan tak menanyakan secara rinci soal kegiatan mereka.