Ini pengakuan low profile polisi yang bantu warga kehilangan HP
"Ini sudah tugas polisi memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujar Ipda Basuki.
Slogan polisi, 'Melindungi dan Melayani' terpatri dalam diri Kasubnit 1 Reskrim Polsektro Tanah Abang Ipda Basuki Rahmat. Dengan sigap, dirinya turun langsung membantu Bobby Gunawan (33), warga Menteng Atas, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan, mencarikan handphone miliknya yang hilang saat menumpang bajaj di kawasan Tanah Abang.
"Karena ini kan memang sudah tugas polisi meski ini kesalahan dia sendiri, kita tetap bantu. Intinya ini sudah tugas polisi memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujar Ipda Basuki Rahmat kepada merdeka.com saat ditemui di ruangannya, Senin (23/12).
Ipda Basuki Rahmat menjelaskan, dirinya turun tangan langsung membantu mencari handphone berbasis Android itu karena petugas di Polsektro Tanah Abang tengah sibuk melakukan kamtibmas Natal dan tahun baru. "Saya lihat anggota yang lain sibuk, di SPK juga lagi ada tamu, ya sudah, saya bantu nyariin," ujar dia.
Selama kurang lebih lima jam, pria lulusan Sekolah Inspektur Polisi Khusus 2013 yang dibantu oleh satu orang anggota Polsektro Tanah Abang mencari handphone milik kameramen Al Jazeerah itu. Ada empat titik yang ketiganya datangi untuk mencari handphone tersebut.
"Kami bertiga mencari handphone itu. Dari instalasi software di HP android-nya, diketahui handphone-nya masih berada di wilayah Tanah Abang."
Meski keberadaan handphone tersebut sudah terlacak, ketiganya sempat mengalami kesulitan. Karena sopir bajaj masih mencari setoran, posisi selalu berpindah.
"Selain itu, laptop yang digunakan buat men-detect handphone sempat kehabisan baterai. Kita juga sempat menge-charge baterai laptop di kantor pak Bobby di kawasan Menteng," tutur pria yang baru seminggu berdinas di Mapolsektro Tanah Abang.
Akhirnya, setelah mencari selama lebih dari lima jam, handphone milik Bobby ditemukan di rumah kontrakan sopir bajaj di Jalan Administrasi, Petamburan, Jakarta Pusat.
Atas bantuan aparat Polsek Tanah Abang, Bobby pun memberikan apresiasi. Bobby pun menyanjung bahwa masih ada polisi-polisi yang bekerja tanpa pamrih di Ibu Kota. Mereka adalah Ipda Basuki dan Bapak Wahyu.
"Di tengah isu miring yang menimpa Polri, saya dengan surat pembaca ini menyatakan bahwa penerus Jenderal (alm) Hoegeng masih ada. Melayani dengan tulus. Saya tidak diminta uang oleh Ipda Basuki dan tim," ujar Bobby.
"Ternyata Ipda Basuki memang ahli mencari barang hilang. Dulu mereka membongkar jaringan pencuri laptop di dalam mobil, berkat laporan seperti saya ini. Bravo Polri!" imbuh kameramen Al Jazeerah ini.
Baca juga:
5 Cerita polisi teladan tulus layani masyarakat
Cerita Polisi Tanah Abang bantu cari HP yang hilang
Polisi harus teladani sikap Hoegeng yang anti KKN
Jadi Kapolri teladan, uang pensiun Hoegeng cuma Rp 10.000
Kisah Jenderal Hoegeng larang anak masuk Akabri karena takut KKN
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Bagaimana polisi melacak keberadaan Pegi Setiawan? Polisi menangkap PS (Pegi Setiawan) saat pulang bekerja sebagai kuli bangunan di kawasan Jl Kopo, Kota Bandung. Polisi sempat mengalami kesulitan saat melacak keberadaan Perong,” kata dia, Rabu (22/5) malam. “(Pegi selalu) berpindah tempat, di antaranya Cirebon dan Bandung,” Jules melanjutkan.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.