Ini realisasi program PBNU era KH Said Aqil yang patut dikenang
LPJ PBNU periode 2010-2015 telah disampaikan di depan peserta Muktamar ke-33 NU, Senin (04/08) malam lalu.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015 telah membacakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) di depan 5.000 lebih peserta Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Senin (04/08) malam. LPJ itu diterima mayoritas Muktamirin.
Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj menyampaikan sendiri LPJ tersebut. Menurut dia, seluruh program yang sudah dilaksanakannya adalah program bidang politik, hukum, perdamaian dunia, sosial masyarakat, pendidikan, dan kesehatan.
Di bidang pendidikan misalnya, NU telah membangun 24 universitas dan perguruan tinggi (UNU dan PTNU). Padahal rekomendasi Muktamar ke-32 hanya meminta membangun 5 universitas.
Perinciannya, dari 24 itu sebanyak 9 PTNU di bawah yayasan, 12 UNU di berbagai daerah. Selanjutnya 2 UNU lagi di bawah yayasan.
Selanjutnya program unggulan lain adalah, NU juga membuka program pendidikan S3 untuk program pendidikan Islam Nusantara di perguruan tinggi NU. Selain itu, PBNU juga sudah menjalankan program antiradikalisme, membuat lajnah dan badan otonom NU di luar negeri, selain pembentukan pengurus cabang istimewa yang baru.
"Beberapa negara seperti Hong Kong, Korea Selatan, dan Belanda sudah terbentuk dan berjalan. Ini sebagai salah satu upaya menangkal paham radikalisme terhadap umat Islam di dunia," tutur Said, Senin (03/08) malam.
Said menambahkan, dari sisi Syuriyah dan Tanfidzyah, selama 3 tahun terakhir, PBNU sudah mengirimkan delegasi untuk jadi peserta aktif di Global Peace. Melalui program itu, PBNU mempromosikan Islam ahlus sunnah wal jamaah kepada nonmuslim dunia.
"PBNU juga terus kampanye kesetaraan gender di Afganistan melalui delegasi yang dikirim ke sana," imbuh Said.