Ini rentetan perkosaan polisi pada ABG Gorontalo
Pemerkosaan dilakukan dalam 5 kali kesempatan. Korban sampai pingsan di rumah sakit.
IGD (usia lebih kurang 40-an), polisi berpangkat Aipda menjadi otak serentetan pemerkosaan yang dialami IU (16), warga Gorontalo.
IU pertama kali diperkosa oleh IGD pada bulan Mei 2013 lalu. IU menerima tawaran IGD untuk menjemputnya di sekolah. Bukannya langsung mengantarkan pulang, IU malah diajak ke mess yang menjadi tempat tinggal IGD. Di mess itulah, IGD menyetubuhi IU.
"Di situlah pertama kali korban diperkosa. Korban coba lawan tapi tak berdaya," ujar seorang anggota LSM Gapura-G, kepada merdeka.com, Kamis (7/11).
IGD mengancam IU agar tidak menceritakan kejadian itu pada siapapun. Karena takut, IU menuruti permintaan IGD.
Merasa tak dapat komplain, IGD terus melanjutkan aksinya. Dia kembali menghubungi IU.
"IGD datang ke sekolah dan jemput lagi. Anak ini lari, mau menghindar. Tapi IGD kejar, setelah dapat ditarik ke mobil lalu dibawa ke mess. Sampai di mess korban juga dipaksa minum sesuatu supaya mabuk," bebernya.
Di mess itu sudah ada tiga orang teman pelaku, yang juga polisi. Rekan pelaku juga memperkosa korban secara bergilir.
"Kata korban itu polisi karena tahu dari pakaian seragamnya," tambahnya.
Nestapa IU tak berhenti sampai di situ. IGD kembali menjebak korban di bulan Juni.
"Dia jemput lagi di sekolah dan dipaksa masuk ke mobil, dibawa ke mess yang sama, dikasih minum sesuatu dan di situ ada tujuh rekan IGD polisi juga yang nunggu dan diperkosa lagi," tambahnya.
Tapi saat itu, IGD tak lagi memperkosa. Dia memilih menonton TV.
Sebulan berlalu, tepatnya bulan Juli, IGD kembali mengulangi perbuatan bejatnya pada IU.
"IGD datang lagi ajak korban dan kenali satpam biasa dari masyarakat sipil gitu, diperkosa lagi. Usai itu, si satpam itu ngenalin lagi ke temannya, tiga orang, dan melakukan hubungan intim juga tapi lokasinya tidak jelas," bebernya.
Belum berhenti sampai di situ penderitaan IU. Pada akhir September, salah satu rekan IGD coba menghubungi IU dan mengajaknya bertemu di sebuah Polsek dan di sana diperkosa kembali.
"Dari situlah kasus ini terbongkar, karena korban disekap di sekitar polsek. Saat itu katanya diperkosa lagi, baru setelah itu ditinggalkan begitu saja," pungkasnya.
Pada tanggal 1 dan 2 Oktober, korban luntang lantung mencari pertolongan. Seseorang yang sempat akan membantu ternyata juga menjebak korban.
Hingga pada akhirnya, 4 Oktober, orang tua IU yang sudah mencari-cari anaknya sejak lama bertemu dengan korban. Saat bertemu keluarganya, IU menangis.
"Ada masyarakat lihat lalu laporkan ke orang tua korban dan mereka bertemu. Korban menangis dan kemudian lapor ke polisi. Lantas dibawa ke rumah sakit, bahkan sampai rumah sakit kondisi korban memprihatinkan sampai pingsan dan tak bisa bicara," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, IGD berkenalan dengan IU secara tak sengaja. IGD menawarkan antar jemput pada IU yang diketahui akan pergi ke sekolah.
Saat pulang menjemput IU, IGD memberikan nomor teleponnya dan lantas dihubungi korban. Komunikasi itu berlanjut sampai ke pertemuan selanjutnya.
"Permulaan pertemuan mereka itu, lantas pelaku saat diperiksa menyebut kejadian ini atas dasar sama suka. Sementara korban mengaku memang diperkosa dan digilir. Dan saya yakin korban tidak berbohong. IGD jangan bungkam," tandasnya.