Ini respons KPAI soal ibu tega mutilasi anak di Cengkareng
Ini respons KPAI soal ibu tega mutilasi anak di Cengkareng. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh mengatakan, salah satu penyebab munculnya kasus seorang ibu memutilasi kedua anak karena lemahnya lembaga perkawinan dan lembaga keluarga yang ada.
M alias Iin (26) tega memutilasi dua balitanya. Ulah kejinya membuat si bungsu yang baru berumur 13 bulan tewas.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh mengatakan, salah satu penyebab munculnya kasus seorang ibu memutilasi kedua anak karena lemahnya lembaga perkawinan dan lembaga keluarga yang ada.
Untuk itu, pihaknya pun mengambil langkah dengan memberikan rekomendasi untuk mengadakan penguatan terhadap kedua lembaga tersebut.
"KPAI sudah memiliki rekomendasi untuk kepentingan mekanisme pencegahan terjadinya penelantaran, kekerasan, ini dengan menguatkan lembaga perkawinan dan juga lembaga keluarga. Dengan membangun kesadaran-kesadaran dan juga prasyarat-prasyarat sebelum memasuki jenjang perkawinan itu," ujar Asrorun saat ditemui di Gedung KPAI, Jakarta, Senin (3/10).
Dia mengatakan, saat ini pendidikan pranikah masih dianggap kurang serius oleh masyarakat termasuk pasangan yang akan menikah. Padahal, pendidikan tersebut tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik dan usia pasangan, tetapi juga kesadaran dan tanggung jawab yang dimiliki pascapernikahan.
"Dia akan melakukan proses reproduksi, memiliki keturunan. Nah itu ada hak dan tanggung jawabnya. Sekali pun itu dilakukan karena menutupi aib," tuturnya.
Dia mengatakan, pengasuhan seorang anak perlu diperhatikan tidak hanya oleh kedua orangtuanya, tetapi juga kerabat dekatnya. Hal ini guna memastikan jika orangtuanya dikatakan cukup sehat secara emosional untuk mengasuh anak mereka.
"Jangan dipaksakan juga itu diasuh oleh orangtuanya. Kalau kedua orangtuanya tidak memiliki kompetensi untuk mengasuh anak, itu keluarga. Diambil alih. Nah ibunya yang tadi stres itu disembuhkan. Gitu pendekatannya," tandasnya.
Sementara itu, berkaitan dengan kasus mutilasi dua anak oleh seorang ibu di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, yang terjadi kemarin, pihaknya mengatakan telah menindaklanjuti.
"Sekarang sedang dilakukan mekanisme pengawasan untuk pemastian penanganannya," pungkasnya.
Baca juga:
Anaknya dimutilasi, Denny sebut istrinya sering berhalusinasi
Dobrak pintu, Denny temukan anak keduanya tewas dimutilasi istri
Mutilasi anaknya, Iin telanjang bulat & senyum-senyum ketika ditanya
Kondisi korban mutilasi mengenaskan, Ketua RT tak berani pegang
Ibu pemutilasi anaknya dikenal pendiam, suaminya provost Polda Metro
Polda Metro duga ibu pemutilasi anak kandung mengidap gangguan jiwa
Warga sebut ibu pemutilasi di Cengkareng pendiam tapi tak stres
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Kapan bayi tersebut meninggal? Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi bahwa keduanya meninggal antara tahun 1616-1503 SM.
-
Bagaimana cara seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya pada anaknya? Sejak kamu lahir ke dunia ini, ibu merasa bahwa kamu seperti matahari yang menyinari seisi bumi.
-
Kapan bayi perempuan tersebut meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama "Neve," diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.