Ini Skizofrenia yang buat Brigadir Petrus tega bunuh 2 anaknya
Petrus diduga mengidap penyakit skizofrenia.
Anggota satuan intelkam Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus yang tega membunuh dua anak kandungnya sendiri diduga mengidap penyakit skizofrenia. Manusia normal, dinilai tak mungkin tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri dengan cara memutilasi.
Berdasarkan pengakuannya, pelaku melakukan perbuatan keji itu berdasar suruhan suara gaib. Saat sedang tertidur lelap, kedua buah hatinya dibunuh di kediaman mereka di asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi.
Dalam penyelidikan sementara, Brigadir Petrus diketahui kerap marah dan tak menyesali perbuatannya. Dalam ilmu psikologi, perilaku tersebut hampir berdekatan dengan ciri seseorang mengidap skizofrenia.
Lalu apa sebenarnya yang dialami Brigadir Petrus?
Menurut psikolog forensik dari UGM, Reza Indragiri, skizofrenia adalah masalah atau gangguan psikologis terberat. Pada level terberat ini, seseorang yang mengidap skozofernia sudah kehilangan kontak dengan realitas atau kesadarannya.
"Pada level ini (terberat) yang bersangkutan sudah kehilangan kontak dengan realitas," kata Reza ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (1/3).
Adapun gejala skizofrenia, kata dia, tergantung tipe yang diderita seseorang. Misalnya, sering tertawa tanpa sebab atau kerap berperilaku paranoid.
"Ada hebefrenik di mana seseorang terlihat tertawa-tawa (tanpa sebab yang diketahui orang lain atau tertawa tanpa sebab), ada paranoid yang ditandai marah dan curiga yang berlebihan, dan ada katatonik yang ditandai sikap diam dan membeku dalam waktu lama," jelasnya.
Dalam kasus Brigadir Petrus, Reza menduga, pelaku mengidap skizofrenia jenis paranoid. Jenis ini, kata dia, paling berbahaya bagi orang lain.
"Semua tipe bisa membahayakan diri yang bersangkutan. Tapi yang membahayakan bagi diri orang lain utamanya adalah skizofrenia paranoid. Brigadir Petrus bisa jadi (mengidap) skizofrenia paranoid," tutur Reza.
Tak hanya menghubungkan gejala yang ada pada Brigadir Petrus, menurut Reza, di sisi lain mengingatkan perlunya mendalami riwayat klinis sang pelaku. Hal ini, kata dia, diperlukan untuk mengubungkan perilaku dan gejala yang ada. Bisa jadi ada sebab lain yang melatari motif Brigadir Petrus.
"Cek untuk pastikan (di bawah) pengaruh narkoba. Cek semua," tandas Reza.
Diketahui, Petrus tega menghabisi nyawa dua anak kandungnya, Jumat (26/2) dini hari. Kini Petrus dimasukkan ke sel Polres Melawi.
Keterangan diperoleh merdeka.com, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.15 WIB, di kediaman Petrus, di asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Faal, Kecamatan Nanga Pinoh.
Istri Petrus, Windri, pada saat itu terbangun dari tidurnya. Dia melihat Petrus berdiri di depannya sambil memegang parang sembari mengatakan 'mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah, maafkan Papa ya dik'.
Petrus juga berniat membunuh Windri. Namun Windri berhasil kabur, setelah meminta Petrus mengambilkan air minum terlebih dulu.
Sebelum kabur, Windri sempat melihat jasad kedua anaknya yang dalam kondisi mengenaskan. Windri kemudian bergegas keluar rumah, melapor, dan meminta pertolongan ke penghuni asrama lainnya. Tak lama, Petrus lantas menyerahkan diri usai membunuh anaknya.