Ini Titik-Titik Kritis Pelaksanaan Ibadah Haji 2023, Jemaah Jangan Memaksakan Diri
Direktur Bina Haji Kemenag Arsyad Hidayat menyebut, para petugas haji harus mewaspadai sedikitnya lima titik kritis yang perlu menjadi perhatian selama melayani calon jemaah haji 2023 di Arab Saudi.
Kelompok terbang (Kloter) pertama jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan pada 24 Mei 2023. Berbagai persiapan terus dilakukan Kementerian Agama, termasuk menggembleng ribuan petugas haji yang akan melayani jemaah di Tanah Suci.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsyad Hidayat menyebut, para petugas haji harus mewaspadai sedikitnya lima titik kritis yang perlu menjadi perhatian selama melayani calon jemaah haji 2023 di Arab Saudi.
-
Kapan HUT TNI 2023 diperingati? 5 Oktober ditandai sebagai peringatan Hari Ulang Tahun TNI.
-
Apa yang terjadi di Jakarta pada tanggal 15 Maret 2024? "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan Jakarta Fair Kemayoran 2024 berlangsung? "Pada perhelatan Jakarta Fair Kemayoran 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. (Adira Finance) akan berpartisipasi dengan membuka booth Adira Finance di Open Space Booth No 6 yang diberi konsep "Kampung Adira." Acara ini akan berlangsung dari 12 Juni hingga 14 Juli 2024 di Jakarta International Expo."
-
Di mana jalur mudik dan balik Lebaran 2023 terpadat? Jalan Tol Trans Jawa menjadi jalur mudik dan arus balik terpadat di Indonesia.
-
Siapa yang hadir di Upacara HUT ke-78 RI bersama Puteri Indonesia 2023? Selain para menteri dan beberapa artis, Putri Indonesia 2023 juga diundang menghadiri upacara HUT ke-78 RI di Istana Negara.
-
Mengapa jumlah jemaah haji yang meninggal tahun 2023 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya? Jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menyebutkan jumlah jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Pertama, soal perbedaan kultur, budaya, suhu, dan lain-lain antara Indonesia dengan Arab Saudi. Banyak jemaah haji yang baru pertama kali keluar negeri kaget bahkan stres. Arsyad mencontohkan cara bicara orang Arab yang tegas dan keras.
"Ada nenek-nenek yang sampai stres karena susah dicek mukanya oleh imigrasi, merasa dibentak-bentak, padahal bukan. Jadi ini kaitan dengan kultur pun bisa membuat jemaah kita jadi stres. Ini perlu diantisipasi," ujar Arsyad.
Hal ini disampaikan Arsyad saat memimpin apel pagi Bimbingan Teknis (Bimtek) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (11/4).
Kedatangan para jemaah haji Indonesia di Mekkah dan Madinah untuk pertama kali juga akan menjadi titik kritis berikutnya. Seperti diketahui, jemaah gelombang I akan mendarat di Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Madinah.
Mereka kemudian akan menghabiskan waktu awal sebelum puncak haji dengan melaksanakan salat arbain (salat 40 waktu) di Masjid Nabawi. Sedangkan jemaah gelombang II akan mendarat di Bandara Jeddah dan langsung menuju Mekkah untuk melakukan umrah wajib atau umrah haji.
Para jemaah yang baru tiba itu dalam kondisi semangat yang tinggi untuk melakukan berbagai ibadah wajib dan sunnah. Arsyad mengungkapkan, banyak jemaah yang lupa melakukan orientasi lokasi terlebih dulu. Mereka tidak menghapal medan tempat tinggal.
Akibatnya, banyak yang tersesat saat hendak pulang dari Masjid Nabawi ke hotel. Demikian juga di Mekkah, banyak jemaah yang kebingungan saat kembali menuju pemondokan usai beribadah di Masjidil Haram.
"Ini harus jadi perhatian setiap kali ada kedatangan minta jemaah haji lakukan orientasi lokasi mereka tinggal, pertama hotelnya di mana, jalannya jalan apa, ciri fisiknya apa, setiap jemaah dibekali kartu hotel untuk suatu saat ketika tersasar bisa minta tolong siapapun, termasuk kepada petugas haji Indonesia," jelas Arsyad.
Dengan jumlah jemaah lansia yang mencapai hampir 69.000 orang, peristiwa jemaah tersasar diperkirakan semakin tinggi selama musim haji. "Ini titik kritis juga, dengan jumlah lansia yang banyak, potensi jemaah tersasar akan semakin besar."
Tidak Menjaga Kondisi Fisik
Masa tunggu yang cukup lama bagi jemaah gelombang I membuat mereka melakukan berbagai kegiatan fisik. Di Mekkah, para jemaah ada yang berkali-kali umrah sunah. Tak sedikit yang memaksakan tawaf sunah berkali-kali. Padahal, mereka harus menjaga kondisi fisik saat wukuf di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Kami tidak melarang melakukan umrah sunah berkali-kali untuk mereka yang sehat. Tapi buat mereka yang memiliki keterbatasan-keterbatasan mohon itu jadi perhatian. Karena menjelang keberangkatan ke Arafah kondisi fisik mereka akan lemah sehingga tidak bisa melaksanakan wukuf. Padahal wukuf merupakan rukun ibadah haji," katanya.
Arsyad berpesan kepada para petugas untuk mengingatkan para jemaah agar tidak memaksakan diri mengerjakan ibadah yang sunah yang menguras tenaga. Demikian juga terhadap para ketua kelompok dan pembimbing ibadah haji untuk mengingatkan para jemaah.
"Jangan kita kedepankan yang sunah tapi tinggalkan yang rukun. Cara pandang ini salah. Jadi tolong diingatkan siapa saja untuk tidak memforsir jemaah melakukan kegiatan-kegiatan yang membuat kondisi mereka semakin lemah," ujarnya.
Selanjutnya, kondisi kritis berikutnya yang harus menjadi perhatian petugas adalah saat menjelang keberangkatan dan saat berada di masyair atau di Armuzna sebelum melontar jumrah. Meski diberi waktu dan tempat untuk istirahat tidur, situasi yang tidak nyaman membuat jemaah haji tidak bisa maksimal beristirahat sehingga fisik mereka lemah. Padahal saat pelaksanaan masyair justru jemaah banyak sekali melakukan aktivitas fisik.
"Berdasarkan laporan Kemenkes, setiap tahun angka kematian jemaah haji meningkat drastis setelah pelaksanaan ibadah di masyair. Faktor penyebabnya adalah kelelahan. Ini menjadi titik kritis juga dalam pelayanan kepada jemaah haji Indonesia di tahun 2023," jelas Arsyad.
Terakhir, titik kritis yang harus diwaspadai petugas haji adalah saat jemaah melakukan tawaf ifadah usai kegiatan melontar jumrah. Saat itu, suasana Masjidil Haram sangat padat dan penuh sesak. Arsyad meminta jemaah haji Indonesia tidak memaksakan diri melakukan tawaf ifadah pada 10 Dzulhijjah.
"Sudah kondisi fisiknya capai habis (lempar) jumrah aqabah langsung jalan ke Masjidil Haram, tambah capai dan lelah," katanya.
Untuk mengurangi potensi jatuhnya korban jemaah haji Indonesia yang kelelahan, Arsyad meminta konsultan ibadah dan pembimbing ibadah yang menjadi bagian dari PPIH Arab Saudi mengedukasi jemaah agar menuntaskan lebih dulu prosesi ibadah di Mina dan tidak bolak-balik ke Masjidil Haram.
"Jangan paksakan tawaf ifadhah selesai jumrah aqabah. Karena saya sendiri yang masih muda capai betul, apalagi mereka yang sudah tua. Tidak ada batasan kok pelaksanaan tawaf ifadah harus tanggal sekian. Yang penting selama jemaah di Kota Mekkah mereka boleh melaksanakan tawaf ifadah," tutup Arsyad.
(mdk/bal)