Ini yang terjadi usai jatuhnya pesawat Super Tucano
Seluruh pesawat Super Tucano dilarang terbang.
Pesawat Super Tucano TT-3108 yang jatuh di Jalan LA Adi Sucipto Gang 12, Kelurahan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pada Rabu (10/2) lalu menelan empat korban jiwa. Para korban terdiri dari dua awak yaitu pilot pesawat Ivy Safatillah, Co pilot Serma Syaiful Arief Rahman, serta dua warga sipil Erma Wahyuningtyas (47) dan Nurcholis (27).
Selain empat korban melayang, akibat dari kecelakaan tersebut beberapa rumah mengalami kerusakan. Bahkan, satu rumah milik korban Erma tertimpa saat pesawat jatuh. Kala jatuh itu, pesawat tengah melaksanakan uji coba terbang.
Pada Kamis (11/2), evakuasi telah dihentikan. Tim gabungan TNI Polri pun berhasil mengangkat bagian terbesar dari pesawat. Dan usai peristiwa nahas itu, Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Abdul Rachman Saleh, Marsekal Pertama Djoko Senoputro langsung membuat keputusan positif. Berikut beberapa langkah yang bakal dilakukan Djoko:
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Di mana Menhan Prabowo Subianto terbang dengan pesawat F-16? Prabowo mengitari daerah selatan Indonesia dengan rute Halim-Pelabuhan Ratu-Halim.
-
Kecoak apa yang berhasil nempel di jendela pesawat? Video yang dibagikan oleh akun @TripInChina ini menunjukkan bagaimana seekor kecoak yang berada di sela-sela jendela pesawat yang sedang terbang.
-
Di mana pesawat Merpati MZ-171 dibajak? Pesawat ini lepas landas dari Bandara Sam Ratulangi Manado. Saat berada di atas langit Pekalongan, sang pembajak ini memaksa untuk masuk ke ruang kemudi setelah berhasil mengancam sang kapten yaitu Soleh Sukarnapradja.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
Seluruh Super Tucano dilarang terbang
Akibat kecelakaan pesawat Super Tucano TT-3108 di Kota Malang, Rabu (10/2), seluruh jenis pesawat Super Tucano dilarang diterbangkan. Ketentuan tersebut berlaku sampai batas yang belum ditentukan.
"Super Tucano yang lain tidak kita terbangkan terlebih dahulu. Sambil kita lakukan analisa dan kajian," kata Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama Djoko Senoputro di lokasi jatuhnya Super Tucano TT-3108 di Malang, Jumat (12/2).
Super Tucano TT-3108 jatuh di permukiman di Gang XII Jalan LA Adisucipto Kelurahan Blimbing, Kota Malang. Akibat kejadian tersebut sejumlah rumah mengalami kerusakan dan empat orang meninggal dunia akibat kejadian tersebut.
Sebanyak 11 pesawat yang lain sementara waktu tidak diterbangkan. Pihaknya menunggu sampai keluar hasil kajian penyebab kecelakaan.
"Kita belinya kan baru, tidak tahu ada apa yang terjadi ini. Kita juga tidak tahu, sehingga perlu kajian," tegasnya.
Sekitar akhir Februari dijadwalkan sejumlah Super Tucano baru akan dikirimkan dari pabriknya. Pembelian tersebut merupakan bagian dari kontrak tahun 2010. Secara berangsur pesawat tersebut dikirimkan sesuai perjanjian.
Bersamaan tim mengirimkan pesawat, mereka akan mempelajari penyebab kecelakaan yang dialami oleh Super Tucano. "Sementara belum tahu tentang teknisi dari Brazil, pimpinan yang bisa jawab," katanya.
Djoko menegaskan bahwa pesawat tersebut telah melalui prosedur perawatan yang berlaku. Setiap 50 jam penerbangan akan dilakukan pengecekan sistem hidrolik dan engine. Kemudian pada setiap 300 jam akan dilakukan perawatan secara total.
"Kita sudah melakukan perawatan sesuai dengan prosedur. Kita kaji kembali, mana yang salah. Bukan mencari kesalahan, tapi kita memperbaiki kesalahan yang ada," katanya.
Djoko mengaku belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano secara pasti. Ada sebuah tim yang sedang bekerja untuk mengetahui penyebabnya. Hasilnya akan diumumkan secepatnya.
"Namanya barang kan tidak semua baik, kita beli baru, walau semua baru kita tidak tahu kualitasnya kan. Nah kita sedang teliti bagaimana ini terjadinya," pungkasnya.
Lokasi jatuhnya Super Tucano akan dibangun monumen
Lokasi jatuhnya pesawat Super Tucano TT-3108 di Kelurahan Blimbing, Kota Malang akan dibangun sebuah tugu monumen. Nama empat korban jiwa akibat kecelakaan tersebut akan dicantumkan di tugu untuk mengenang jasa pengorbanannya.
Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama Djoko Senoputro mengungkapkan, TNI AU akan membeli tanah yang sekarang sudah diratakan. Tanah tersebut akan diwakafkan ke musala Baiturahman, hanya beberapa dimanfaatkan untuk monumen.
"Kami sedang bernegosiasi dengan yang punya. Kami akan beli itu, kemudian akan kami wakafkan ke musala," katanya, Jumat (12/2).
Tanah tersebut merupakan milik Mujianto, salah satu korban kecelakaan pesawat Super Tucano TT-3108. Rumah Mujianto sebelumnya sudah dirobohkan untuk evakuasi badan pesawat yang menancap di bagian dapur.
Istri Mujianto sendiri menjadi korban meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Sementara waktu Mujiono dan anaknya tinggal di rumah salah satu tetangganya.
"Kemudian dibangun sebagai tugu untuk dicantumkan telah terjadi kecelakaan pilotnya ini, korban ini-ini kita cantumkan di situ," katanya.
Djoko telah menemui Mujianto dan anaknya. Keluarga sudah menyetujui, hanya saja karena masih dalam suasana berduka, belum bisa memberikan keputusan.
"Menunggu keluarga besar akan berkoordinasi lagi. Kami akan mengikuti apa yang menjadi kemauan mereka. Masih belum bisa berpikir, memang tidak bisa secara langsung," katanya.
Selain rumah Mujianto, dua rumah lain juga mengalami kerusakan. Namun karena kerusakannya dinilai tidak begitu parah, pihak TNI AU hanya akan membantu renovasi.
"Itu akan kita ganti rugi. Dibantu solusinya untuk kembali diperbaiki," tegasnya.
Rumah kategori rusak adalah milik Ibu Tafsir yang mengalami retak-retak di tembok. Rumah janda yang sehari-hari tinggal bersama pembantunya itu memang bersebelahan dengan rumah Mujianto, yang menjadi TKP jatuhnya pesawat.
Kerusakan parah juga dialami rumah keluarga Kis Mujiati yang menganga karena hujaman pesawat. Rumah Mujiati berada di sebelah kiri rumah Mujianto. Lubang tempat kepala Super Tucano TT-3108 berada di sumur Mujianto yang bersebelahan dengan rumah Mujiati.
Tiga rumah terdampak kecelakaan Super Tucano akan dapat ganti rugi
Setelah evakuasi pesawat Super Tucano TT-3108 dinyatakan selesai, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI- AU) konsentrasi pemulihan lokasi. Warga pemilik tiga rumah yang menjadi dampak jatuhnya pesawat akan mendapatkan ganti rugi.
Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Abdul Rachman Saleh, Marsekal Pertama Djoko Senoputro mengungkapkan, rumah tersebut akan mendapatkan ganti rugi atas dampak kecelakaan yang terjadi. Pihaknya akan melakukan identifikasi kerugian yang ditimbulkan oleh masing-masing keluarga.
"Akan ada sebuah tim yang melakukan identifikasi. Tadi sudah kita tinjau ke lokasi. Ada keretakan tembok, nanti kita bantu lah," ungkap Djoko di lokasi, Jumat (12/2).
Jatuhnya Super Tucano TT-3108 di tengah-tengah pemukiman menimbulkan efek getaran keras. Tembok-tembok beberapa rumah mengalami kerusakan yang nyaris roboh.
Dampak paling dirasakan adalah rumah Ibu Tafsir yang mengalami retak-retak di tembok. Rumah janda yang sehari-hari tinggal bersama pembantunya itu memang bersebelahan dengan rumah Mujianto, yang menjadi TKP jatuhnya pesawat.
Kerusakan parah juga dialami rumah keluarga Kis Mujiati yang menganga karena hujaman pesawat. Rumah Mujiati berada di sebelah kiri rumah Mujianto.
Lubang tempat kepala Super Tucano TT-3108 berada di sumur Mujianto yang bersebelahan dengan rumah Mujiati. Rumah Mujiati pun dibiarkan menganga berlubang dan hampir runtuh di bagian belakang. Sementara penghuninya sudah mengungsi sejak kejadian.
Pukul 8.00 WIB, Djoko mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat di Gang XII Jalan LA Adisucipto, Kelurahan Blimbing Kota Malang. Djoko juga mengunjungi keluarga Mujianto yang sementara waktu menumpang di rumah salah seorang tetangga.
"Ada 3 rumah, rumah Pak Mujianto yang dirobohkan, dan 2 rumah lainnya terkena dampak," tegas Djoko.
Â
(mdk/cob)