Insiden mercon meledak di Malang, pemilik rumah masih buron
Mawardi diburu dan bakal dijerat hukum karena memiliki bahan peledak tanpa izin.
Sejak rumahnya meledak akibat mercon pada Minggu (25/10), Mawardi sang pemilik buron hingga saat ini. Saat rumahnya meledak dan menelan empat korban jiwa, ayah satu anak itu tidak berada di rumah.
"Kita sedang mengejar pemilik rumah dan orang-orang yang terkait dengan adanya kepemilikan bahan peledak secara tidak sah ini," kata Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata, di lokasi, Senin (26/10).
Singgamata memastikan ledakan bersumber dari bubuk mercon. Dari hasil olah TKP ditemukan beberapa kertas bekas petasan meledak.
Polisi juga menemukan sisa bubuk mercon, campuran dari beberapa zat kimia yang sudah siap diledakkan.
"Jadi yang ditemukan sekarang sudah kategori bahan peledak, lebih dari 5 kilogram. Kemarin itu (yang disita) belum berupa bahan peledak, tetapi bahan bakunya," ujar Singgamata.
Semua bahan itu ditemukan di reruntuhan bangunan. Selain mercon meledak, juga ditemukan bubuk belum sempat meledak, beberapa selongsong mercon, serta alu yang difungsikan menumbuk bahan-bahan petasan.
"Rumah ini digunakan untuk meracik dan membuat bubuk mercon untuk petasan," ucap Singgamata.
Polisi terus meminta keterangan para saksi. Pemilik akan dijerat dengan undang-undang darurat atas kepemilikan bahan peledak tanpa izin.
"Kita arahkan nanti ke undang-undang darurat atas kepemilikan bahan peledak," sambung Singgamata.
Saat kejadian, menurut keterangan para tetangga Mawardi sedang tidak di rumah. Bersama istri dan anaknya, dia pergi karena mertuanya baru saja meninggal di Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Saat kejadian, yang berada di rumah hanya adiknya, Yanto, bersama Yuli dan Syamsul. Ketiganya ditemukan dalam kondisi luka bakar dan meninggal dunia setelah sempat mendapat pertolongan dokter.