Pekerja MedcoEnergi membangun rumah layak huni untuk masyarakat. Rumah ini sekaligus untuk mengurangi angka backlog yang masih tinggi di Indonesia.
Kebutuhan akan rumah layak huni di Indonesia belum sepenuhnya terpenuhi. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah. Bahkan pertumbuhan keluarga baru meningkat 700 ribu hingga 800 ribu setiap tahunnya. Angka backlog adalah kekurangan rumah yang dihitung berdasarkan selisih antara jumlah kepala keluarga dengan jumlah rumah yang ada.
Melihat kondisi ini, pekerja MedcoEnergi bergerak untuk membantu warga mendapatkan hunian layak.
Pekerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) membangun 10 unit rumah layak huni bagi warga kurang mampu di Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten.
Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro menyatakan pihaknya meyakini bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari pencapaian finansial semata, namun juga dari kontribusi positif yang diberikan kepada masyarakat.
Hilmi mengatakan, bantuan 10 unit rumah layak huni tersebut merupakan bentuk kepedulian pekerja ikut memberikan kehidupan layak bagi warga kurang mampu. Tak hanya itu, para pekerja juga turut berpartisipasi langsung membangun rumah tersebut.
Selain itu, pembangunan hunian itu bersamaan dengan ulang tahun ke-43 MedcoEnergi, perusahaan energi yang juga mendukung akan keberlanjutan energi dan lingkungan hidup di Indonesia.
Rumah yang dibangun segenap pekerja perusahaan ini berada di Kampung Bubulak, Desa Marga Mulya, Mauk, Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Medco Foundation. Proses pembangunan rumah layak huni telah dimulai sejak Juni lalu.
Komisaris Utama MedcoEnergi Yani Panigoro, Komisaris Raimi A Panigoro, Direktur & Chief Administrative Officer Amri Siahaan, dan 100 relawan MedcoEnergi bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat Habitat for Humanity Indonesia pada Sabtu (12/8), melakukan pengecatan rumah-rumah tersebut yang akan diserahkan ke warga saat perayaan HUT ke-78 RI, Kamis (17/8).
Pembangunan rumah sekaligus membantu pemerintah dalam memberi rumah layak huni bagi warga kurang mampu.
SMF menyoroti rumus BPS dalam menghitung angka backlog yang masih mengacu pada ukuran rumah tangga, bukan keluarga.
Baca Selengkapnya
Ada bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca Selengkapnya
Progres pembangunan keseluruhan rumah menteri di IKN berkisar 78 persen.
Baca Selengkapnya
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca Selengkapnya
Bantuan tersebut upaya meningkatkan kesejahteraan warga setempat yang kerap terdampak bencana banjir rob dan abrasi.
Baca Selengkapnya
Walau masih dalam proses pembangunan, kemegahan rumah ini sudah terpancar.
Baca Selengkapnya
Konglomerat ini kabur ke Inggris atas dugaan kejahatan keuangan, rumah mewahnya sampai saat ini belum pernah dia tempati.
Baca Selengkapnya
Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca Selengkapnya
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya
Follow
Rekomendasi