Insiden Tanjungbalai karena budaya toleransi beragama sudah hilang
Setiap umat beragama diminta saling menghormati sesuai amanat UUD 1945.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Djan Faridz mengaku prihatin dan sangat menyayangkan terjadinya tragedi kerusuhan pembakaran rumah dan tempat ibadah etnis tertentu di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7).
"Peristiwa ini disebabkan masyarakat telah kehilangan kultur toleransi antar umat beragama," kata Djan Faridz dikutip dari Antara, Minggu (31/7).
Tragedi kerusuhan yang awalnya dipicu oleh protes seorang warga etnis tertentu atas berkumandangnya azan di masjid yang berada di depan rumahnya menyebabkan ketersinggungan dan kemarahan umat Islam yang berujung terjadi peristiwa pembakaran rumah dan vihara.
Menurut dia, Islam yang ada di Nusantara telah memiliki kultur panggilan azan dikumandangkan lewat pengeras suara. Azan bagi umat Islam bukan sekedar panggilan salat tapi juga syiar suci atas nama Allah, sangat menggugah batin umat Islam. Oleh karena itu, menggugatnya atau melarangnya berarti mengusik batin keyakinan umat Islam.
"Jangan ada orang yang memancing di air keruh menyangkut soal SARA. Karena dampak kerusakan sosialnya amat parah, baik secara fisik maupun secara psikologis," katanya mengingatkan.
Dia pun berharap, adanya saling memahami kultur dan tradisi agama masing-masing guna mencegah terjadinya kesalahpahaman dan kesewenang-wenangan antar umat beragama.
"Setiap agama memiliki tata cara ibadah dengan kultur yang berbeda. Di sinilah letak pemahaman untuk toleransi antar umat beragama. Jika ini dipahami maka peristiwa di Tanjungbalai tidak akan terjadi. Kerusuhan di Tanjungbalai jika tidak disikapi dengan serius, hati-hati dan cepat, baik oleh aparat, pemerintah dan tokoh agama, maka akan bisa meluas menjadi konflik ras dan gejolak kebencian atas etnis tertentu. Ini justru resonansinya akan jauh lebih berbahaya bagi keutuhan NKRI," jelas Djan.
Sebagai Ketua Umum Partai Islam, PPP mengimbau untuk menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat, maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari.
"Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban di antara mereka antara yang satu dengan yang lainnya," katanya.
Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa 'Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu'.
Djan mencontohkan, bahwa toleransi dan penghormatan pada kultur agama sangat besar di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain, di mana negara memberikan hari libur nasional bagi hari-hari besar agama-agama yang ada di Indonesia.
"Oleh karenanya, kita sebagai warga negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban termasuk kultur dan tradisi agama yang ada di antara kita demi keutuhan negara. Adanya dalil adagium toleransi dalam Islam yakni, Lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu dan bagi kami agama kami," ucapnya.
Djan juga mengajak umat Islam agar tidak cepat terprovokasi, reaktif serta anarkis yang melampaui kewenangan aparat. "Marilah kita tampilkan wajah Islam yang ramah, santun dan penuh kasih sayang sebagaimana contoh yang ditunjukkan Rasulullah SAW dalam kehidupan beragama dan bernegara di Madinah, karena Islam Rahmatan lil alamin," ujar Djan.
-
Apa yang terjadi di Peristiwa Tanjung Morawa? Peristiwa Tanjung Morawa menjadi salah satu tragedi paling berdarah di Indonesia dan runtuhnya Kabinet Wilopo pada saat itu.
-
Apa yang dilakukan Baim Wong di Polres Tanjung Balai? Baim yang dipanggil sebagai saksi ini memberikan keterangan seputar namanya yang dicatut sebagai modus penipuan.
-
Di mana letak Pantai Tanjung Jumlai? Pantai Tanjung Jumlai terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur adalah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam yang memikat.
-
Apa yang terjadi di tengah banjir di Kebon Pala? Seekor ular muncul di tengah banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, (1/12/2023).
-
Kenapa Baim Wong datang ke Polres Tanjung Balai? Baim yang dipanggil sebagai saksi ini memberikan keterangan seputar namanya yang dicatut sebagai modus penipuan.
-
Kapan Peristiwa Tanjung Morawa terjadi? Gerakan Sosial Dihimpun dari berbagai sumber, Peristiwa Tanjung Morawa ini terjadi pada 16 Maret 1953 di Desa Perdamean, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Baca juga:
Kerusuhan di Tanjungbalai bukti media sosial jadi pisau bermata dua
Kerusuhan Tanjungbalai, 7 orang jadi tersangka
Empat dari tujuh tersangka rusuh Tanjungbalai di bawah umur
Usai ricuh di Tanjungbalai, Gubernur Sumut imbau masyarakat berbaur
Tjahjo minta Pemprov Sumut cegah konflik di Tanjungbalai meluas
Polisi kembali bekuk 4 pelaku kerusuhan di Tanjungbalai