Inspiratif, Kincir Air Karya Petani Ini Selamatkan Tasik dari Kekeringan
Kincir diameter sekitar 5 meter. Di sekeliling kincir akan tampak potongan pipa PVC yang digunakan untuk mengambil air dari sungai.
Modal yang dibutuhkan cukup sederhana, Hanya bambu dan paralon PVC.
Inspiratif, Kincir Air Karya Petani Ini Selamatkan Tasik dari Kekeringan
Musim kemarau membuat sejumlah daerah di Indonesia mengalami kekeringan. Akibatnya, warga di beberapa daerah kesulitan mendapat air bersih. Hal tersebut lantas membuat sebagian warga putar otak menyiasati agar tetap mendapat aliran air bersih.
Seorang petani asal Kampung Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, coba memutar otak menciptakan inovasi untuk menyelamatkan desanya dari kekeringan. Caranya, membuat sebuah kincir air dari bahan sederhana. Karyanya ini juga terkenal ke sejumlah daerah.
Petani tersebut bernama Ncep (68). Di kampungnya, Pak Ncep dikenal sebagai pembuat kincir air berbahan bambu. Kincir iu dimanfaatkan untuk mengatasi kondisi kekeringan sawah saat musim kemarau tiba.
- Bantuan Perpompaan Kementan Selamatkan Sawah di Subang Akibat El Nino
- Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata
- Terungkap, Ini Keuntungan Dibangunnya Pipa Gas Senipah-Balikpapan Sepanjang 78 Km
- Berdampak Bagi Kesehatan Masyarakat Luas, Pakar Ingatkan Pemerintah Akan Urgensi Pelabelan BPA
Pak Ncep sudah membuat kincir air dari tahun 1960-an. Ide itu pertama kali muncul didasari para leluhur mereka yang sudah membuat kincir angin dari zaman Jepang hingga turun-temurun sampai sekarang.
Kincir air sendiri digunakan untuk mengatasi kekeringan di lahan pertanian setiap kali musim kemarau datang.
Berkat keterampilannya, Ncep dimintai bantuannya untuk membuat kincir air baik di daerah Ciamis maupun Sumedang. Bahkan, pernah diminta membuat kincir air di Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, karena perjalanan jauh seperti itu, Ncep mengatakan bahwa dirinya tidak sanggup.
Berkat kincir yang dia buat, sawah di desanya tak terpengaruh kondisi cuaca kemarau yang sedang melada. Sawah tetap bisa panen tiga kali dalam setahun. Sebab berkat kincir karya Pak Ncep, bisa mengairi lahan seluas 1,5 hektare.
Meskipun kincir air berfungsi dengan baik, Ncep menyadari ada tantangan yang dihadapi. Salah satunya ketika musim hujan tiba karena volume air yang tinggi membuat kincir terbawa arus sungai.
Pak Ncep menceritakan, untuk membuat sebuah kincir, biasanya menghabiskan dana sebesar Rp 1,5 Juta.
Cara Membuat Kincir
Dahulu, kincir dibuat menggunakan bambu berat. Tetapi kini, dia mulai berinovasi dengan memanfaatkan bambu ringan, kayu dan potongan pipa PVC.
Kemudian, kincir air yang sudah jadi akan ditempatkan di permukaan sungai. Putaran kincir ini dihasilkan oleh arus sungai yang mendorong potongan papan yang dipasang di tepi kincir.
Kincir memiliki diameter sekitar 5 meter. Di sekeliling kincir akan tampak potongan pipa PVC yang digunakan untuk mengambil air dari sungai.
Ketika kincir mencapai puncak putaran, air akan mengalir ke dalam penampungan berkat gaya gravitasi, lalu dialirkan ke sawah yang berjarak ratusan meter dari sana.
Dari sinilah alasan mengapa desa Manggungsari tak pernah mengalami gagal panen maupun kekeringan ekstrem.