IPW Nilai Bujuk Rayu Jadi Penyebab Personel TNI/Polri Membelot ke KKB Papua
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, pelanggaran atau pembelotan yang belakangan ini dilakukan oleh anggota TNI-Polri seperti membantu maupun bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, karena adanya bujuk rayu.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, pelanggaran atau pembelotan yang belakangan ini dilakukan oleh anggota TNI-Polri seperti membantu maupun bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, karena adanya bujuk rayu.
"(Pembelotan anggota TNI-Polri karena adanya) Bujuk rayu dan sentimen kedaerahan yang salah kaprah," kata Neta saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/4).
-
Apa yang dilakukan ICW untuk mengkritik KPK? Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi unjuk rasa untuk mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga menangkap Harun Masiku di depan gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024).
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa ICW mengkritik KPK? Aksi yang dilakukan ICW ini untuk mengkritik KPK karena tak kunjung berhasil menangkap buronan kasus korupsi Harun Masiku sejak empat tahun lalu.
-
Bagaimana cara ICW mengkritik KPK? Saat melancarkan aksinya, para aktivis ini tampil memakai topeng pimpinan KPK yang dimulai dari Nawawi Pomolango, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, hingga Johanis Tanak.
-
Kapan Prabowo bertemu dengan KWI? Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menemui pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk berdiskusi terkait Pemilu 2024 di Gedung KWI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/1/2024).
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
Ia pun memberi contoh, bujuk rayu yang dimaksudnya itu yakni salah satunya bakal dianggap sebagai pahlawan jika mau bergabung bersama dengan KKB.
"Di antaranya yang bersangkutan dianggap sebagai pahlawan jika mau berjuang bersama KKB, padahal KKB adalah kelompok kriminal dan bukan patriot. Karena yang mereka bunuh adalah warga sipil yang tidak berdosa," ungkapnya.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan oleh anggota TNI-Polri dengan membantu maupun bergabung dengan KKB Papua telah melukai anggota lainnya dan juga bangsa Indonesia.
"Kasus ini harus menjadi pelajaran dan introspeksi bagi para elit TNI-Polri untuk terus mengingatkan para pimpinan TNI-Polri di Papua agar terus melakukan pembinaan maksimal agar para prajuritnya tidak mudah termakan bujuk rayu KKB untuk melakukan pengkhianatan," jelasnya.
"Pola-pola pendekatan juga perlu dimaksimalkan oleh masing-masing pimpinan unit kepada anak buahnya agar soliditas tetap terjaga," sambungnya.
Segala bentuk atau tindakan yang membantu KKB, papar Neta, akan membawa dampak negatif bagi TNI-Polri dan terutama masyarakat luas.
"Sebab pembelotan itu membawa ancaman baru bagi situasi keamanan di Papua. Dari pantauan IPW tidak ada fenomena khusus di balik aksi pembelotan tersebut selain hanya disebabkan oknum TNI-Polri itu terkena bujuk rayu KKB," paparnya.
Ia pun berharap, tidak ada lagi anggota TNI-Polri yang melakukan pelanggaran dengan membantu dan bergabung bersama KKB.
"IPW meyakini bahwa oknum yang membelot nantinya akan menyesal setelah mengetahui situasi yang sebenarnya di KKB. Sebab apa yang mereka bayangkan tentang KKB tidak sesuai dengan kenyataan. Meski demikian pembelotan itu harus menjadi yang terakhir dan tidak boleh terulang," tutupnya.
Kasad Benarkan Pembelotan Personel TNI
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyampaikan, seorang prajurit TNI yang bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua meninggalkan seluruh atribut dan senjatanya. Namun ada sejumlah amunisi yang dibawa sebelum akhirnya menghilang.
"Senjata dia tinggal, tetapi dua magasin dengan isi 70 butir amunisi 5,56 milimeter itu yang dibawa. Sampai sekarang proses masih terus kita tangani," katanya di Puspom TNI AD, Jalan Sultan Raya, Jakarta Selatan, Selasa (20/4).
Dia menyebut, pihaknya mengevaluasi peristiwa membelotnya prajurit TNI AD tersebut. Dari rekam jejaknya, anggota itu masuk pada 2015 lalu di usia 24 tahun.
"Lahir dan besar di Wamena dan ditempatkan setelah bertugas di salah satu batalyon infantri di Jawa Tengah," jelasnya.
Pada Februari 2021 lalu, lanjut Andika, infantri yang menaungi prajurit tersebut menjalankan tugas di Papua. Sekitar tanggal 12 Februari, atasan mendapati dia meninggalkan pos tugas.
"Beberapa pasal sudah kita kenakan termasuk THTI atau Tidak Hadir Tanpa Izin yang setelah 30 hari kita sudah bisa memecat yang bersangkutan. Tetapi pencarian ke yang bersangkutan terus dilakukan baik secara fisik maupun elektronik. Dan saya dapat laporan keberadaan tapi masih secara umum ada di Papua," tutup Andika.
Baca juga:
Tangkap 2 Penganiaya Tukang Bakso di Intan Jaya, Polisi Sita 3 Parang dan 1 Kapak
Pasca-Penyerangan KKB, Aktivitas Warga Beoga Papua Berangsur Normal
Pengamat Nilai Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Personel TNI-Polri Membelot ke KKB Papua
Kasad Andika Ungkap Motif Prajurit TNI Membelot Gabung KKB Papua
KKB Papua Egianus Kogoya Beli Senjata Api dari Peras Kepala Suku dan Rampok Dana Desa
Bawa 21 Butir Amunisi ke Intan Jaya, Bripka HW Masih Diperiksa Propam Polda Papua