Jabar disebut rawan konflik, Polda siapkan 21.500 personel amankan Pilkada
Wilayah yang berpotensi rawan konflik di Jawa Barat antara lain Kota Cirebon dan Kabupaten Ciamis. Hal tersebut mengingat kedua daerah itu hanya diikuti oleh dua pasangan calon kepala daerah saja.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat sudah memetakan daerah yang rawan konflik dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2018.
Wilayah yang berpotensi rawan konflik di Jawa Barat antara lain Kota Cirebon dan Kabupaten Ciamis. Hal tersebut mengingat kedua daerah itu hanya diikuti oleh dua pasangan calon kepala daerah saja.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
Kepala Polisi Daerah Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya konflik, pihaknya menerjunkan 21.500 personel yang disebar ke daerah-daerah yang rawan.
"Sebagai pedoman saja, misalkan ada satu daerah yang pasangan calonnya hanya dua pasang saja atau head to head. Ini kan kelompok masyarakatnya terpecah menjadi dua, seperti di Cirebon dan Ciamis. Salah satunya itu," ungkap Agung, usai menyaksikan simulasi pengamanan Pilkada, di kawasan Orchard Walk BNR, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/2).
Agung menyebut, masa kampanye, pemungutan suara, dan perhitungan suara, merupakan tahapan yang memicu kerawanan. Sebab itu, kata Agung, polisi akan lebih meningkatkan pengamanan saat memasuki masa-masa itu.
"Hitung suara cukup rawan karena ada bisa terima ada yang tidak," katanya.
Dirinya menambahkan, dalam pelaksanaan pengamanan Pilkada, polisi juga dibantu oleh anggota TNI dari Kodam 3 Siliwangi sebanyak 2.700 personel yang tersebar di seluruh daerah di Provinsi Jawa Barat.
"Pertimbangan titik rawan lainnya ketika Pilkada sebelumnya terjadi konflik di daerah itu. Persiapan kita pengamanannya lebih maksimal lagi," tutur dia.
Sementara itu, Komandan Resort Militer 061/Surya Kencana Kolonel Inf Mohamad Hasan mengatakan, pengamanan di kawasan Istana Kepresidenan Bogor akan lebih ditingkatkan jika terjadi ekskalasi.
"Protapnya seperti biasa, cuman jika terjadi ekskalasi meningkat lebih jauh akan ada pengamanan lebih di situ (Istana Bogor)," sebutnya.
Baca juga:
Cek kesiapan pilkada di Kaltim, Polri butuh bantuan TNI untuk pengamanan
Ada 9 pilkada serentak di Sumsel, Pilwalkot Pagaralam dinilai paling rawan
Hadapi Pilkada Serentak, Polda Sulsel lakukan simulasi pengamanan
Haram hukumnya prajurit TNI pengaruhi anggota keluarga di Pilkada serentak
Kapolda pantau 4 daerah rawan konflik di Papua saat Pilkada