Jadi Gembong Narkoba Wilayah Asia, Begini Sepak Terjang Fernando Tremendo
Fernando Tremendo adalah warga negara Australia yang menjadikan Indonesia salah satu wilayah pengedaran narkobanya.
Fernando Tremendo adalah warga negara Australia yang menjadikan Indonesia salah satu wilayah pengedaran narkobanya.
- Nova Arianto Sebut 3 Kelemahan Timnas Indonesia U-17 Jelang Laga Lawan Australia
- Tiga Aspek yang Harus Diperbaiki Shin Tae-yong pada Timnas Indonesia untuk Meraih Kemenangan Melawan Australia.
- VIDEO: Detik-Detik Gembong Narkoba Asia Fernando Tremendo Diciduk Ditodong Senpi Aparat
- Polri-BNN Tangkap Buronan Gembong Narkoba Fernando Tremendo di Filipina
Jadi Gembong Narkoba Wilayah Asia, Begini Sepak Terjang Fernando Tremendo
Gembong narkoba wilayah Asia, Fernando Tremendo alias Johan Gregor Hass akhirnya berhasil ditangkap oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) berkat kerjasama dengan Divhubinter Polri dan kepolisian Filipina.
"Ini kasusnya terjadi pada tanggal 5 Desember 2023 dan atas barang bukti sabu 5 kilogram,” Kepala Biro Humas dan Protokol BNN RI, Brigjen Sulistyo Pudjo Hartono, Kamis (16/5).
Pudjo menyebut kalau Fernando Tremendo adalah warga negara Australia yang menjadikan Indonesia salah satu wilayah pengedaran narkobanya. Setelah diketahui, kalau dia sempat tinggal di Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Yang bersangkutan adalah WN Australia laki-laki dan alamat di Indonesia yg bersangkutan beralamat di Gili Trawangan Lombok Utara,” ujarnya.
Namun demikian, Pudjo belum bisa mengungkap lebih jauh soal Fernando Tremendo. Karena proses penyidikan yang masih berlangsung dengan menyasar jaringan baik di bawah atau atas dari pelaku yang lebih luas.
“Jadi beberapa jaringannya sudah kita tangkap tapi kita belum bisa ungkap secara umum. Karena ini masih menyangkut jaringan yang tidak hanya di Indonesia tapi juga di tempat lain seperti negara asal dan tempat ditangkapnya,” jelasnya.
Menurutnya, penangkapan terhadap Fernando Tremendo merupakan hasil kerja keras semua pihak. Karena, pelaku sangat licin dengan banyaknya nama samaran dan perubahan ciri fisik untuk mengelabui petugas.
“Karena melacak orang dengan beragam alias itu enggak gampang. Melacak kawan-kawan mencari seperti ini kalau punya alias 10 ini kita susah. Nanti, pasti orang bergerak namanya orang penjahat tidak pernah ngaku namanya sendiri ya,” ujarnya.
"Diduga juga tadi mungkin di tempat-tempat lain seperti negara asal atau dekat tempat ditangkapnya kita menjaga semua biar aparat penegak hukum yang terkait begitu," ungkap Pudjo.
Lebih lanjut, Pudjo mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan koordinasi baik kepada otoritas di Filipina dan Australia. Agar nantinya Fernando bisa dibawa ke Indonesia untuk dilakukan proses hukum.
"Yang bersangkutan saat ini masih diamankan di sana dan kita akan segera jemput untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan mengungkap jaringannya yang ada di Indonesia maupun tempat lain," jelasnya.
Sebelumnya penangkapan terhadap Fernando sempat dibenarkan Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol Krishna Mukti berdasarkan hasil kerjasama dengan BNN, Interpol, dan Kepolisian Filipina.
“Ya benar (ditangkap). Saya bantu nangkep saja,” kata Krishna saat dikonfirmasi, Rabu (15/5).
Lewat keterangan lewat akun instagram resmi Krishna, sempat dijelaskan kalau Fernando Tremendo Chimenea merupakan buronan warga negara Australia.
“Berhasil menangkap WN Australia di Filipina pelaku jaringan Penyelundupan Narkoba di wilayah Asia.Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh counterpart internasional atas kerjasama yang baik selama ini,” ujarnya.
Lalu dari beberapa unggahan, nampak Fernando Tremendo Chimenea memiliki perawakan tinggi, kulit putih, dengan tato di tangan dan kakinya. Dia juga memiliki rambut botak, memakai kaos putih dan celana jeans pendek.
Terlihat selama penangkapan di depan salah satu rumah, berjalan dengan lancar. Tidak adanya perlawanan yang diberikan Fernando Tremendo Chimenea saat dipaksa menyerah oleh petugas berseragam preman.