Jadi Juri Sayembara Ibu Kota Negara, Ridwan Kamil Ungkap Kriteria Desain Ideal
Presiden Joko Widodo menunjuk Ridwan Kamil menjadi salah satu juri sayembara desain Ibu Kota negara di Provinsi Kalimantan Timur. Pria yang saat ini menjabat Gubernur Jabar membocorkan standar kota yang ideal bagi para peserta sayembara.
Presiden Joko Widodo menunjuk Ridwan Kamil menjadi salah satu juri sayembara desain Ibu Kota negara di Provinsi Kalimantan Timur. Pria yang saat ini menjabat Gubernur Jabar membocorkan standar kota yang ideal bagi para peserta sayembara.
Ridwan Kamil mengatakan penunjukan ini diterima melalui kementerian PUPR. Dia sendiri menyanggupi karena sesuai dengan profesinya sebagai arsitek.
-
Apa contoh kota yang menurut Ridwan Kamil gagal menjadi ibu kota? Dia mencontohkan Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, yang dianggap gagal karena kotanya sepi dan desainnya hanya berfokus pada pusat pemerintahan.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Siapa yang memberikan wejangan kepada Ridwan Kamil? Dalam pertemuan itu, Foke mengaku telah memberikan sejumlah wejangan kepada mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
-
Siapa yang menyambut Ridwan Kamil di Cagar Budaya Setu Babakan? Kedatangannya itu langsung disambut oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, Rabu (4/9).
-
Mengapa Ridwan Kamil ditolak warga saat berkunjung? Dikutip lewat akun X @MurtadhaOne1, disebut-sebut penolakan tersebut karena tidak ada izin yang disampaikan kepada warga setempat. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam acara Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi.
"Ada sembilan orang (yang ditunjuk jadi juri). Tapi saya belum tahu siapa yang lainnya," kata dia di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (3/10).
Ia menyatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai desain ibu kota baru. Konsep besarnya harus nyaman bagi yang tinggal dan memperhatikan lingkungan dalam nilai estetikanya.
Kenyamanan yang dimaksud aksesibilitas warga dan pekerja harus mudah. Tujuannya, menekan penggunaan kendaraan pribadi. Bangunan pun harus mengusung ramah lingkungan.
"Jadi masyarakat bisa pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah, misalnya dengan berjalan kaki. Jadi kurangi itu kendaraan, motor dan mobil," ujarnya.
Semua itu harus dibalut dengan baik dan mengandung nilai filosofis. Ia mencontohkan, Presiden Soekarno dulu membangun DKI Jakarta memasukan estetika bersamaan dengan sejumlah monumen ikonik.
Diketahui, Menteri PUPR telah meresmikan sayembara desain tata kota dalam merancang gambar ibu kota negara baru di Kalimantan Timur, Balikpapan, Rabu (2/10).
Mekanisme sayembara ini meliputi beberapa tahapan yaitu dari pendaftaran dan pemasukan karya, kemudian akan dipilih lima peserta terbaik dan dipilih tiga peserta terbaik yang dikolaborasikan oleh ahli perencanaan perkotaan.
Kriteria umum untuk Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara ini mesti mencerminkan identitas bangsa, menjamin keberlanjutan lingkungan, sosial dan ekonomi, serta mewujudkan kota yang cerdas, modern dan berstandar internasional.
Juara I akan menerima hadiah uang sebesar Rp2 miliar, Juara II mendapatkan Rp1,250 miliar, Juara III akan mendapatkan uang senilai Rp1 miliar. Sementara Harapan I mendapatkan uang senilai Rp500 juta, dan Harapan II akan menerima Rp250 juta.
Baca juga:
Ibu Kota Pindah, Bank Dunia Sebut Jakarta Bisa Bertransformasi jadi Los Angeles
Pembebasan Lahan Ibu Kota Baru Terganjal Status Kawasan Hutan
KLHK Tangkap Penambang Batubara Ilegal di Kawasan Ibu Kota Baru
Ibu Kota Baru Tak Punya Mal?
Pemerintah Ingin Ibu Kota Baru Jadi Pilihan Tempat Tinggal Individu Unggulan Dunia
Rekomendasi Pansus, DPR Minta Pemerintah Perdalam Kajian Rencana Pemindahan Ibu Kota