Jadi Kandidat Kepala Badan Ibu Kota Baru, Anas Anggap Kehormatan Buat Banyuwangi
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas tak mau berkomentar banyak terkait namanya yang masuk sebagai salah satu dari empat kandidat kepala badan otorita ibu kota baru. Anas mengatakan pencalonan dirinya itu sebagai sebuah kehormatan bagi kota yang sedang ia pimpin.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas tak mau berkomentar banyak terkait namanya yang masuk sebagai salah satu dari empat kandidat kepala badan otorita ibu kota baru. Anas mengatakan pencalonan dirinya itu sebagai sebuah kehormatan bagi kota yang sedang ia pimpin.
"Ya kita tunggulah, kan itu baru diumumkan oleh presiden. Tapi itu kehormatan buat kami dan Banyuwangi," ujar Anas usai menghadiri acara bertajuk "Rumah Pilkada: Mencari Pemimpin Berkualitas" yang digelar KPU RI bekerjasama dengan Universitas Jember (Unej) dan Kompas TV. Acara yang juga dihadiri Ketua KPU RI, Arief Budiman itu digelar di Gedung Soetardjo, kampus Unej pada Sabtu (7/3).
-
Dimana Cianjur berada saat menjadi ibu kota Jawa Barat? Walau demikian, statusnya masih sebagai ibu kota Jawa Barat, karena dianggap strategis dan dekat dengan pelabuhan Cirebon, Batavia serta Jawa Tengah (sisi selatan).
-
Siapa yang menganiaya ibu kandungnya di Pekanbaru? Pelaku insial H anak kandung korban, kejadian pengniayaan itu sudah lama, yakni pada Jumat 10 Mei 2024 sekira pukul 07.00 Wib. Tapi, videonya baru tersebar sekarang, makanya kami langsung gerak cepat ke rumah pelaku," kata Bery kepada merdeka.com.
-
Di mana lokasi ibu kota baru Mesir? Ibu kota baru Mesir ini dirancang seluas 700 kilometer persegi atau kira-kira seukuran Singapura.
-
Siapa yang ikut dalam ziarah keluarga AHY ke makam Ibu Ani? Dalam unggahan di akun pribadinya, AHY menyampaikan harapannya agar Ibu Ani selalu berada dalam naungan kasih sayang dan ridho Allah SWT.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Syekh Siti Jenar lahir? Mengutip Liputan6.com, beberapa sumber menyebut kalau Syekh Siti Jenar lahir di Persia pada tahun 1404 Masehi.
Nama Anas disandingkan dengan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, mantan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, serta Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tumiyono. Kebetulan, Anas akan mengakhiri jabatannya sebagai bupati Banyuwangi pada akhir 2020 ini. Anas juga tidak bisa mencalonkan lagi sebagai bupati Banyuwangi karena sudah dua periode.
"Ya kita tunggu saja kabar dari Jakarta," papar pria yang pernah menjadi anggota MPR RI termuda pada tahun 1997 ini.
Sebelumnya Anas juga pernah maju sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Timur untuk Pilkada 2018, berpasangan dengan Wagub Jatim 2013-2018, Saifullah Yusuf. Namun hanya beberapa bulan jelang penetapan calon, secara mendadak Anas mengundurkan diri.
Tak Punya Target
Terkait karier politiknya pasca menjabat bupati Banyuwangi, Anas mengaku mengalir saja.
"Selesai dari Banyuwangi, mengalir sajalah. Kalau banyak target, nanti tidak bahagia, hahha," pungkas Anas seraya tertawa dan berpamitan dengan para wartawan.
Acara tersebut, memang seolah menjadi panggung bagi Anas. Secara bersemangat, Anas yang didaulat panitia sebagai representasi pemimpin daerah yang dianggap berkualitas, banyak memaparkan capaian-capaian Banyuwangi selama satu dekade ia pimpin.
"Dulu waktu awal saya memimpin Banyuwangi, laporan (audit BPK) nya masih disclaomer. Sekarang meraih SAKIP A (terbaik) selama empat tahun berturut-turut," papar Anas.
Menurut Anas, ia tidak ingin membangun gap atau faksionalisasi dalam birokrasi di Pemkab Banyuwangi sejak awal memimpin. "Saya tidak main-main soal mutasi. Juga soal rekrutmen, saya tidak intervensi. Tetapi saya syaratkan, IPK minimal 3,5. Makanya sekarang ASN Banyuwangi bagus-bagus," papar Anas yang disambut tepuk tangan para hadirin yang didominasi oleh mahasiswa.
Beberapa pemaparan Anas, bahkan juga seolah menyindir kondisi di Jember. Ia misalnya memaparkan tentang kunci membangun harmoni antara DPRD dengan Pemkab.
"Kuncinya adalah komunikasi. Di ajak ngopi, duduk-duduk," papar Anas.
Meski demikian, dia mengakui, beberapa kali sempat terjadi perbedaan pendapat yang cukup tajam dengan DPRD. Misalnya, sebuah festival yang ia usulkan, ditolak DPRD Jember selama 3 tahun berturut-turut.
"Saya jalin survei dari LSI nya Denny JA. Saya dapat angka bahwa 8 persen rakyat setuju program itu. Saya ajukan untuk meyakinan parpol," jelas Anas yang disambut tepuk tangan hadirin.
Saat mengakhiri pemaparannya, Anas memuji Jember. "Apapun kondisinya, saya pernah di Jember. Saya tetap anggap Jember sebagai kota yang hebat," ujar Anas mengakhiri pemaparannya.
Yang menarik, saat membuka acara Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Unej, Achmad Subagio, sempat salah menyebut Anas sebagai Bupati Jember. Namun saat disambut riuh, Subagio hanya tersenyum dan kemudian meralatnya. Kesalahan kembali diulang saat Wakil Rektor Unej, Wachju Subchan memberi sambutan. Wachju sempat menyebut Anas sebagai Bupati Jember, namun kemudian diralat sembari tersenyum, disambut riuh rendah hadirin.
Untuk diketahui Abdullah Azwar Anas, meski terlahir di Banyuwangi, namun besar dan bersekolah di Jember. Namanya diumumkan Presiden Joko Widodo pada Senin (2/3) kemarin sebagai kandidat kepala badan otorita ibu kota baru.