'Jangan anggap remeh perkembangan ISIS di Indonesia'
Tertangkapnya 16 WNI di Turkti menjadi bukti keberadaan ISIS di Indonesia.
Pengamat terorisme asal Universitas Indonesia (UI), Nasir Abbas mengatakan, Pemerintah Indonesia diharapkan jangan menganggap remeh gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang sudah berhasil menyebarkan pahamnya di negara ini, bahkan mengajak sejumlah warga negara Indonesia untuk bergabung bersama gerakan mereka secara ideologis.
Nasir juga meminta agar pemerintah selalu mewaspadai masih banyaknya kelompok-kelompok, yang masih bersikeras menginginkan agar Indonesia menjadi negara Islam.
"ISIS tidak hanya berhasil mengajak individu dalam melancarkan aksi jihad, tapi juga sudah berhasil mengajak keluarga-keluarga di Indonesia. Dan jika ISIS sudah berhasil mengajak keluarga dengan iming-iming kesejahteraan dan surga, maka bisa dibilang ISIS kian sukses secara ideologi," kata Nasir dalam diskusi BNPT bertajuk "Bincang Damai", di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (19/3).
Nasir menjelaskan, tertangkapnya 16 WNI oleh otoritas Turki, merupakan bukti bahayanya potensi para WNI yang ingin melakukan jihad ala mereka ke Suriah, jika mereka nantinya kembali ke tanah air.
Mantan petinggi Jamaah Islamiah ini juga menegaskan, selain melalui Turki, ternyata banyak juga WNI beserta keluarganya yang berpura-pura berangkat umroh, namun melanjutkan perjalanannya ke Suriah atau Irak.
"10 tahun lagi, mereka yang sudah berhasil ke Irak atau Syam pasti kangen sama kampungnya Indonesia. Akhirnya mereka bergerak untuk selamatkan Indonesia dan menjadikannya negara Islam. Ini sangat mungkin terjadi," kata Nasir.
"Sejak NKRI berdiri sampai hari ini, masih ada banyak kelompok yang ingin agar Indonesia menjadi negara Islam. Salah satu yang dilakukan mereka adalah melemahkan pemerintahan Indonesia, agar terjadi chaos dan krisis ekonomi, sehingga peluang mereka dalam menyebarkan gerakannya juga semakin terbuka," pungkasnya.