Jelang Hari Kesiapsiagaan Bencana, BNPB Harap Warga Memahami Ancaman Dini Bencana
Pada 26 April 2021 pukul 10.00 waktu setempat, masyarakat Indonesia diminta untuk membunyikan sirine/lonceng secara serentak sebagai tanda adanya bencana.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak seluruh komponen masyarakat untuk turut berpartisipasi pada Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021. Pada 26 April 2021 pukul 10.00 waktu setempat, masyarakat Indonesia diminta untuk membunyikan sirine/lonceng secara serentak sebagai tanda adanya bencana.
Karena tema HKB ke-4 ini yaitu 'Siap untuk Selamat'. Sementara itu, sub tema tahun ini yaitu 'Latihan Membuat Kita Selamat dari Bencana'.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
"Bunyikan tanda secara serentak seperti kentongan, sirine, dan lonceng pada tanggal 26 April 2021 jam 10.00 waktu setempat," kata Doni saat Lauching acara Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021 yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia, Jumat (26/3).
Doni juga mengajak masyarakat untuk mengenali ancaman bencana di sekitar, memahami risiko bencananya, dan melakukan simulasi evakuasi mandiri menuju tempat aman terdekat. Dia ingin meningkatkan budaya sadar bencana agar bisa mengurangi korban jiwa dan kerugian harta benda lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan mengatakan bahwa latihan kesiapsiagaan bencana pada 26 April penting dilakukan agar masing-masing anggota keluarga di rumah mengetahui di daerah tempatnya tinggal ada titik evakuasi.
"Hari Kesiapsiagaan Bencana dibentuk sebagai ajakan bagi masyarkat untuk mengetahui cara dan tempat evakuasi di sekitarnya. Khususnya bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana. Sehingga saat terjadi bencana mereka tahu dan bergegas pergi ke sana, saat HKB itulah yang dilakukan," ujar dia.
“Latihan evakuasi mandiri menjadi suatu hal yang sangat penting bagi kita semua. Sehingga saat terjadi bencana mereka tahu dan bergegas pergi ke sana (tempat evakuasi)" ucapnya.
Lilik kembali mengingatkan seluruh masyarakat untuk membunyikan lonceng/sirine pada 26 April 2021.
"HKB tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. BNPB mengajak seluruh masyarakat untuk latihan menghadapi bencana pada pukul 10.00 waktu setempat dengan membunyikan lonceng, sirine dan kentongan. Latihan ini tidak lebih dari 30 menit," katanya.
Dia pun berharap, HKB ini bisa diselenggarakan dan didokumentasikan secara serentak di seluruh Indonesia. Sehingga, kata dia, hasil dari latihan tersebut bisa dikirimkan ke BNPB. Karena kata Lilik, BNPB telah menyiapkan reward atau hadiah bagi daerah-daerah yang serius berlatih menghadapi bencana pada 26 April itu.
"Latihan ini dilakukan mandiri, syukur-syukur ada yang mendokumentasikan. Jangan lupa kirim ke BNPB foto/videonya. Untuk daerah yang serius latihan, nanti akan kita seleksi dan diberikan reward," kata Lilik.
Baca juga:
Hingga 21 Maret, BNPB Catat 873 Bencana Alam Terjadi
BNPB Masih Data Dampak Kerusakan dan Korban Gempa Ternate
Kisah Doni Monardo saat Positif Covid-19, Diultimatum Putri agar Mau Dirawat di RS
BNPB Gelontorkan Rp114 Miliar untuk Rekonstruksi Pascatsunami 2018 Selat Sunda
BNPB Ingatkan Tiga Potensi Bencana Besar di Lampung
Masih Ada Potensi Bencana Alam, BNPB Imbau Masyarakat Tetap Waspada