Jenazah Mayor Purn Suwanda Kopilot Pesawat Jatuh di BSD Dibawa Keluarga ke Cirebon
Jenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Jenazah Mayor Purn Suwanda, korban pesawat jatuh di Jalan Lapangan Sunburst, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, telah dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
- Usai Penyelamatan Pilot Susi Air, Jokowi Minta TNI-Polri Kawal Setiap Kegiatan di Papua
- Profil Mayor Kresna Pilot Pembawa Bendera Pusaka ke IKN, Rajin Bertugas untuk Misi Kemanusiaan
- Cerita Mayor Pnb Kresna Pilot TNI AU Jalankan Misi Bersejarah Terbangkan Bendera Pusaka ke IKN
- Pilot Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan Hari Ini di Semarang
Jenazah Mayor Purn Suwanda Kopilot Pesawat Jatuh di BSD Dibawa Keluarga ke Cirebon
Jenazah Mayor Purn Suwanda, korban pesawat jatuh di Jalan Lapangan Sunburst, BSD, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, telah dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Keluarga menerima jenazaah setelah tim forensik Rumah Sakit (RS) Polri Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, melakukan pemeriksaan luar atau identifikasi terhadap jenazah kopilot pesawat latih jenis Tecnam P2006T tersebut pada Senin (20/5) dini hari.
Sementara dua jenazah lainnya, yakni pilot pesawat Pulung Darmawan dan teknisi atau mekKanik Farid Ahmad masih berada di RS Polri.
Rencananya, setelah proses identifikasi selesai, kedua jenazah juga akan langsung diserahkan kepada pihak keluarganya.
Sebelumnya, Kepala RS Polri Brigjen Polisi Hariyanto mengatakan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, termasuk Inafis Bareskrim Polri tengah bekerja untuk melakukan proses identifikasi atau pemeriksaan luar saja.
Menurut dia, untuk proses identifikasi atau pemeriksaan luar tidak membutuhkan waktu yang lama karena kondisi jenazah tidak mengalami kerusakan yang parah. Namun, untuk autopsi (mengetahui penyebab kematian) membutuhkan waktu yang relatif lama.
"Kalau autopsi memerlukan waktu yang lama karena autopsi itu untuk mengetahui penyebab kematian karena apa," jelas Hariyanto.
"Mungkin banyak sekali alternatif-alternatifnya yang memerlukan pemeriksaan lanjutan yang lain sehingga agak lama," imbuhnya.
Menurut dia, tidak ditemukan luka bakar pada tiga jenazah korban pesawat jatuh tersebut. "Luka bakar tidak ada, tapi hanya luka benturan yang sangat keras. Bisa dibayangkan jatuh dengan terbentur," kata Hariyanto.
Menurut dia, perwakilan dari Indonesia Flying Club sudah mendatangi RS Polri untuk memberikan informasi, seperti ciri-ciri korban dan pakaian yang dikenakan korban sebelum meninggal.
Data tersebut kemudian dicocokkan dengan data post mortem oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri untuk memastikan identitas korban.
"Untuk ante mortemnya identitas sudah kita terima. Tapi, untuk post mortemnya nanti kita baru akan laksanakan, apakah jadi autopsi atau hanya identifikasi dan pemeriksaan luar saja," kata Hariyanto.
Dia menjelaskan bahwa identitas pada ketiga jenazah itu sama seperti yang sempat terungkap ke publik, yakni Pulung Darmawan, Suwanda, dan Farid.
Hal itu juga berdasarkan data ante mortem yang diperoleh dari pihak kerabat para korban. "Sesuai, ya itu informasi dari yang beredar juga seperti itu (identitas korban) yang masuk ke kita seperti itu. Ya untuk ante mortemnya sama," katanya.
Seperti diberitakan, pesawat ringan jatuh di Kawasan Lapangan Sunburst, BSD, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu (19/5) sekitar 14.09 WIB. Dalam insiden tersebut, terdapat tiga korban jiwa yang terdiri dari pilot, kopilot dan mekanik.