Jenderal TNI Blak-blakan Alasan Negosiasi Pembebasan Pilot Susi Air Alot: KKB Ingin Papua Merdeka
Pilot Susi Air disandera KKB di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2) lalu.
Sudah lebih satu tahun proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens masih berjalan alot.
- Menko Polhukam Jelaskan Negosiasi Panjang Pembebasan Pilot Susi Air
- Usai Penyelamatan Pilot Susi Air, Jokowi Minta TNI-Polri Kawal Setiap Kegiatan di Papua
- Polri Ungkap Negosiasi Bebaskan Pilot Susi Air Alot, Bupati Nyaris Mati karena Helikopter Ditembak KKB
- Pilot Susi Air Disandera KKB Hampir Setahun, Beberapa Langkah Ini Sudah Dilakukan Pemerintah Indonesia
Jenderal TNI Blak-blakan Alasan Negosiasi Pembebasan Pilot Susi Air Alot: KKB Ingin Papua Merdeka
Sudah lebih satu tahun proses pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mehrtens masih berjalan alot.
Padahal, berbagai upaya telah dilakukan pihak Indonesia, salah satunya Kodam XVII/Cendrawasih untuk membebaskan Philips.
“Kami sejak awal terjadinya penyanderaan, kami terus berupaya melakukan pembebasan. Dengan berbagai pendekatan yang bisa membantu kami melakukan pembebasan itu sendiri,” kata Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan kepada awak media, dikutip Selasa (26/3).
Semua upaya itu, dijelaskan oleh Izak dengan cara komunikasi melalui pihak keluarga, tokoh adat, dan gereja yang intensif membantu untuk proses negosiasi dengan pihak KKB yang menyandera Philips.
Namun, Izak mengakui negosiasi masih berjalan alot, karena kesepakatan selalu menemui titik buntu. Akibat permintaan dari KKB yang selalu menuntut untuk melepaskan tanah Papua dari Indonesia.
“Ya gini, setiap mereka membuat pernyataan dengan pilot ini, mereka akan menukar dengan lepasnya Papua dari Indonesia. Saya pikir itu hal yang tidak mungkin. Tidak akan mungkin itu. Kita akan tetap menjaga Papua dalam NKRI,”
kata dia.
merdeka.com
Walaupun negosiasi masih berjalan, Izak menyatakan pemerintah Selandia Baru telah menyerahkan sepenuhnya proses pembebasan Philips kepada pihak Indonesia.
“Duta besar mereka sudah bertemu dengan saya dan menyampaikan bahwa pemerintah New Zealand menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia terhadap pembebasan 1 WN nya yang sedang ditahan ini,” tuturnya.
Sementara, Izak mengakui bahwa Pemerintah Selandia Baru tetap mengakui kedaulatan pemerintah Indonesia di tanah Papua. Sehingga tuntutan dari pihak KKB untuk memerdekakan diri tidak mungkin terjadi.
“Tidak ada hubungannya dengan Papua merdeka, tidak ada hubungannya dengan konflik Papua. Dia hanya seorang tukang ojek pakai pesawat,” ujarnya.
Di samping itu, Izak menjamin untuk Philips sampai saat ini masih dalam kondisi baik. Karena, pihaknya melalui perantara negosiasi yang disebutkan tadi terus memantau keadaan dari Pilot Susi Air tersebut.
“Kami bilang kalau negosiasi ini butuh waktu, butuh kesabaran dan konsistensi. Seperti kita beli barang. Kalau kita beli kan pasti ada negosiasi harga, tawar menawar,”
terangnya.
merdeka.com
“Kondisi terakhir baik baik saja. Tentunya selamat. Mereka jaga dan rapat dengan baik,” tambahnya.
Pilot Philips adalah warga negara Selandia Baru yang disandera oleh KKB ketika di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2) lalu.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat. Sampai sekarang TNI-Polri masih melakukan upaya penyelamatan terhadap Pilot Philips.