Jogja Sold Out, refleksi kritis hari bumi di Yogyakarta
Dalam refleksi tersebut mereka mengkritisi pembangunan Apartemen dan Hotel di Yogyakarta yang kian tak terkendali.
Memperingati hari bumi yang jatuh pada hari ini 22 April, Universitas Gajah Mada menggelar refleksi kritis Jogja Sold Out di Fakultas Fisipol UGM, Rabu (22/4). Dalam refleksi tersebut mereka mengkritisi pembangunan Apartemen dan Hotel di Yogyakarta yang kian tak terkendali.
Sosiolog UGM, Suharko yang menjadi narasumber dalam refleksi tersebut mengatakan Yogyakarta sudah menjadi perebutan banyak pihak yang berkepentingan. Tidak hanya ruang fisik tetapi juga modal dan kekuasaan.
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Siapa yang menemui Sri Sultan HB X di Yogyakarta? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap isi pertemuannya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Di mana lokasi Rumah BUMN Yogyakarta? RuBY terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Kec. Gondokusman, Kota Yogyakarta.
-
Di mana Rumah BUMN Yogyakarta (RuBY) berada? Jadi, untuk Anda yang tertarik bergabung bisa langsung datang ke Rumah BUMN Yogyakarta yang terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Kec. Gondokusman, Kota Yogyakarta.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
"Secara fisik ruang terbuka hijau kita semakin berkurang, setiap hari semakin padat, dan ketika dominasi finansial, kekuasaan menguat, maka inilah yang terjadi," katanya, Rabu (22/4).
Sementara itu aktivis Jogja Asat, Dodok Putra Bangsa melihat dominasi tersebut terlihat dari pertumbuhan hotel dan apartemen di daerah Kota Yogyakarta dan Sleman. Tidak hanya membuat lahan terbuka menjadi sempit, tapi juga membawa permasalahan lain, yaitu air.
"Padahal air ini masalah krusial, orang tidak bisa hidup tanpa air. Sementara pembangunan hotel dan apartemen menyedot banyak air dan membuat sumur-sumur warga kering," ungkapnya.
Berdasarkan data yang dimilikinya saat ini ada 67 hotel yang sudah siap dibangun. Dia khawatir setelah pembangunan tersebut makin banyak kampung-kampung yang kekeringan.
"Ada kejadian sumur hotel dicabut izinnya, setelah itu sumut warga yang kering jadi ada airnya lagi, ini bukti. Saya kan juga khawatir kalau Yogya kekeringan, beringin di alun-alun jadi kering, kuda-kuda jadi kurus, kan jadi jelek kalau untuk foto," sindirnya.
Sementara itu Francis Wahono, ekonom dan penulis buku Ekonomi Hijau memprediksi Yogyakarta bisa menjadi comberan besar jika tidak menata pembangunannya. Sebab, berdasarkan lokasinya Yogyakarta merupakan cekungan besar yang dikelilingi deretan gunung api seperti Gunung Slamet, Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merbabu dan Merapi.
"Kalau pembangunan Yogya tidak terkontrol, Yogyakarta yang awalnya cekungan raksasa bisa jadi comberan besar," tandasnya.
Baca juga:
Hari Bumi, Bogor dilubangi lima juta biopori
Kerusakan Bumi bertambah 20 persen per tahun
Peringati Hari Bumi, aktivis lepas ikan di situs zaman Singasari
Di Hari Bumi, Google ajak netizen pelajari alam lewat kuis seru
Kenali sebelum peringati! Ini 4 fakta tersembunyi dari Hari Bumi
Peringati Hari Bumi, aktivis Greenpeace tuntut suaka laut bebas