Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan RI Masih Lemah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui ketersediaan infrastruktur kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih lemah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui ketersediaan infrastruktur kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih lemah. Menurutnya, dua aspek ini masih harus diperbaiki.
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan RI Masih Lemah
Hal itu disampaikan Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terkait perekonomian terkini di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/6).
"Dua hal yang menyebabkan kita masih dinilai lemah adalah ketersediaan infrastruktur di bidang kesehatan dan pendidikan. Kita harus mengakui bahwa kita masih dalam rangka mereformasi dan mentransformasi dunia kesehatan dan pendidikan kita," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, kesehatan dan pendidikan merupakan dua aspek penting yang harus menjadi fokus utama pemerintah ke depan. Selain itu, bidang sains dan teknologi juga harus diperhatikan.
"Kita berada di level 45 untuk sains dan level 32 untuk teknologi. Ini harus menjadi perhatian kita semua agar peringkat daya saing kita setiap tahun bisa terus diperbaiki," katanya.
Meski begitu, Jokowi bangga atas kenaikan daya saing Indonesia yang signifikan pada tahun 2024.
Peringkat daya saing Indonesia melompat dari posisi 34 ke 27.
"Ini penting karena dari yang sebelumnya peringkat 44, melompat ke 34, dan sekarang ke peringkat 27," kata Jokowi.
Dia menjelaskan, kenaikan daya saing Indonesia terutama disebabkan oleh peningkatan dalam bidang pemerintahan, dunia usaha, dan ekonomi nasional.
"Kita mengalami peningkatan 8 level karena UU Cipta Kerja, dan dunia bisnis kita semakin kompetitif. Ini semua berkontribusi pada kenaikan utama daya saing Indonesia," terang Jokowi.