Jokowi Harus Perbaiki Manajerial Kepemimpinannya untuk Hadapi Pandemi Covid-19
Pro kontra di kabinet Jokowi juga mempengaruhi kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah, terutama terkait penanganan pandemi Covid-19.
Ketua DPP PKS, Nabil Ahmad Fauzi, menilai Presiden Joko Widodo harus memperbaiki kemampuan manajerialnya. Hal itu menanggapi kemarahan Jokowi ketika dua menterinya, Menteri Perdagangan dan Menteri Investasi ke luar negeri saat di Tanah Air diberlakukan PPKM Darurat. Ditambah, Jokowi juga dinilai masih kurang responsif terhadap kritik dan masukan.
"PKS melihat bahwa yang harus diperbaiki adalah manajerial kepemimpinan Presiden, apalagi selama ini dinilai masih kurang responsif terhadap kritik dan masukan," ujar Nabil, Senin (19/7).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
Pro kontra di kabinet Jokowi juga mempengaruhi kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah, terutama terkait penanganan pandemi Covid-19.
Sikap dua menteri Jokowi yang bepergian ke luar negeri cerminan kemampuan manajerial Presiden Jokowi.
"Bagi kami, sikap para menteri tersebut merupakan cerminan dari manajerial kepemimpinan Presiden Jokowi sendiri. Karena langkah dan kebijakan pemerintah merujuk kepada komando dari orang nomor satu di republik ini. Bukankah Presiden menegaskan bahwa tidak ada visi misi menteri, yang ada hanyalah visi misi presiden," ujar Nabil.
Mengutip hasil survei LSI, tingkat kepercayaan publik kepada Jokowi dalam menangani pandemi menurun. Dari 56 persen pada Februari 2021, turun ke 43 pada Juni 2021. Untuk pertama kali kepercayaan publik kepada presiden di bawah 50 persen.
Nabil menyebut survei ini menjadi alarm pemerintahan Jokowi supaya serius untuk memperbaiki kinerjanya.
"Tentu temuan survei ini menjadi alarm bagi pemerintahan Presiden Jokowi. Kami mendorong Presiden beserta seluruh stakeholder pemerintah lebih serius untuk memperbaiki kinerjanya. Hal ini penting untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah dalam membangkitkan ekonomi nasional dan penanganan pandemi," pungkasnya.
Baca juga:
Arab Saudi: Tak Ada Satu Pun Kasus Covid-19 Dilaporkan di Antara Jemaah Haji
Relawan LaporCovid-19 Pertanyakan Perbedaan Laporan Data Covid Pusat dan Pemda
PPP: Para Menteri Seharusnya Punya 'Sense of Crisis' Saat Pandemi
Epidemiolog: Virus Tidak Mudah Bertransmisi Jika 70 Persen Warga Stay At Home
Jokowi: Masker dan Vaksin Cara Indonesia Lewati Krisis Pandemi Covid-19
Relawan Satgas Covid-19 Ajak Warga Adaptasi Cara Ibadah Iduladha saat PPKM Darurat
Pakar Nilai Permohonan Maaf Luhut Sikap Ksatria: Kalau Belum Berhasil Ya Ngomong