Jokowi Minta BMKG dan BNPB Tiru Jepang soal Mitigasi Bencana
Jokowi menuturkan begitu sirine tanda gempa berbunyi, masyarakat Jepang telah mengetahui kemana harus berlari.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin Indonesia juga memiliki sistem mitigasi bencana seperti di Jepang. Untuk itu, dia meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merancang sistem mitigasi bencana tersebut.
Jokowi menuturkan begitu sirine tanda gempa berbunyi, masyarakat Jepang telah mengetahui kemana harus berlari. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin masyarakat Indonesia mencontoh hal tersebut.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kenapa Jokowi meninjau Gudang Beras Bulog? Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
"Seperti di Jepang ya kita lihat, kalau ada gempa, sirine gak bunyi (masyarakat) tenang-tenag aja. Tapi begitu sirine bunyi, larinya ke mana, arahnya ke mana, sudah jelas semuanya. Jalur evakuasi jelas semua," ujar Jokowi saat membuka peresmian Rakernas BMKG di Istana Negara Jakarta, Selasa (22/7/2019).
Dia mengatakan bahwa merancang sistem tersebut bukan tugas BNPB dan BMKG, namun juga harus bersinergi dengan pemda dan pemerintah pusat. Sehingga, saat bencana datang tak lagi memakan korban yang banyak.
"Sehingga setiap kejadian atau akan ada sebuah potensi kejadian, antisipasinya jelas. Step-step, tindakannya juga jelas. Bukan bingung setelah ada kejadian. Manajemen seperti itu harus kita biasakan ada, baik di pusat, daerah, maupun di lembaga-lembaga yang kita miliki," jelasnya.
Kendati begitu, dia mengapresiasi peran BMKG dalam memberikan informasi tentang potensi bencana kepada masyarakat. Dia tak setuju jika informasi yang diberikan BMKG itu meresahkan masyarakat.
"Saya melihat sekarang kalau ada gempa misalnya 5,5 skala richter atau di atasnya langsung di TV keluar ada tidaknya potensi tsunami, yang dulu-dulunya enggak pernah. Ini saya kira sebuah lompatan kemajuan yang sangat baik dari BMKG," tuturnya.
Mantan Walikota Solo itu ingin agar ke depannya peralatan-peralatan BMKG diperbarui. Selain itu, Jokowi meminta agar aparat keamanan juga dilibatkan dalam menjaga peralatan-peralatan tersebut sehingga bisa terus digunakan untuk memantau kerawanan bencana.
"Dititipkan saja lah kepada aparat keamanan setempat bahwa ini adalah barang yang sangat penting sekali untuk memantau kerawanan bencana baik itu longsor, tsunami, gempa bumi sehingga semuanya ikut menjaga, rakyat ikut menjaga, masyarakat ikut menjaga, aparat kita juga ikut menjaganya," kata Jokowi.
Baca juga:
Jokowi Minta BMKG Tegas Larang Pembangunan Infrastruktur di Zona Merah Bencana
Angin Puting Beliung Terjang Batubara, Puluhan Rumah Rusak
Masyarakat Pesisir Pantai Selatan Diminta Pahami Tanda Tsunami
Keganasan Badai Topan Porak-Porandakan Yunani
Kabar Potensi Tsunami 20 Meter Bikin Warga Cilacap Panik
5.774 Desa Berada di Daerah Rawan Tsunami