Jokowi Minta BRIN Jadi Orkestrator Penelitian Bersama Bappenas
"Saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk jadi orkestrator penelitian, bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita," kata Jokowi
Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya
- Jokowi Teken UU Kementerian Negara, Prabowo Bebas Tentukan Jumlah Kementerian
- Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
- Jokowi Diseret Dalam Sengketa Pilpres 2024, KPU: Presiden Bukan Peserta Pemilu
- Jokowi Perintahkan Mendikbudristek Tambah Anggaran Riset: Presiden Akan Datang Pasti Melanjutkan
Jokowi Minta BRIN Jadi Orkestrator Penelitian Bersama Bappenas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bappenas menjadi orkestrator penelitian. Dia menjelaskan, riset itu dilakukan untuk menjawab tantangan-tantangan bangsa kedepan.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya seperti dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/1)
"Saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk jadi orkestrator penelitian, bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita, untuk menjawab tantangan yang akan kita hadapi itu apa, dan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di depan kita," kata Jokowi.
Meski demikian, kata Jokowi, kunci periset sesungguhnya ada perguruan tinggi. Dia mengatakan, BRIN hanya menjadi orkestratornya.
"Yang paling penting kuncinya ada di perguruan tinggi, bukan di BRIN, tapi di perguruan tinggi risetnya. itu yang harus mulai kita geser, okestratornya boleh dari BRIN, tetapi perguruan tinggi, perguruan tinggi peran untuk research dan development-nya harus betul-betul diperkuat," tuturnya.
Jokowi juga menyinggung Vietnam yang sangat menghargai para periset. Dia mengatakan, ada salah satu perusahaan swasta di negara itu memiliki 2.400 peneliti.
"Saya kemarin di Vietnam mendapatkan informasi ada satu perusahaan di sana, RnD-nya memiliki 2.400 meneliti, ini swasta. Begitu mereka sangat menghargainya yang namanya riset, termasuk Tiongkok juga sama," jelas Jokowi.
Menurutnya, hal ini membuat Vietnam hampir melangkahi pendapatan per kapita Indonesia. Padahal, Indonesia sudah berdiri lebih dulu dibanding Vietnam.
"Vietnam income per kapitalnya kira-kira 4.300 US Dollar. Kita sekarang kira-kira sudah 5.100 US Dollar padahal mulainya Vietnam di tahun 1975, itu baru selesai perang. Artinya 30 tahun duluan kita. Tapi mereka ngebut kencang dan lagi-lagi income per kapitalnya hampir melampaui kita,"
ungkap Jokowi.
"Kalau kita banyak monoton dan santai-santai saja bisa sebentar lagi dilangkahi Vietnam, ini yang kita tidak mau," pungkas Jokowi.