Jokowi Sebut Dua Pasien Corona di Indonesia Meninggal Dunia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan sudah ada dua orang yang meninggal positif virus Corona Covid-19. Jokowi mengatakan, virus corona tidak mengenal batas negara, sudah ada 117 negara yang terkena epidemik corona.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan sudah ada dua orang yang meninggal positif virus Corona Covid-19. Jokowi mengatakan, virus corona tidak mengenal batas negara, sudah ada 117 negara yang terkena epidemik corona.
"Per 12 Maret di negara kita, 34 kasus telah terkonfirmasi dan 2 pasien meninggal dunia," jelas Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Jumat (13/3).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Diketahui, satu WNA nomor kasus-25 dinyatakan meninggal dunia pada 11 Maret lalu. WNA itu meninggal karena memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya. Satu lagi, seorang pasien yang sempat dirawat di RS Moewardi, Solo. Pasien ini sebelumnya disebut sakit pneumonia, namun setelah menjalani pemeriksa, pasien ini juga positif corona.
Jokowi menegaskan, pemerintah serius menangani penyebaran virus corona. Namun Jokowi menegaskan, tak bisa membuka data para pasien karena sejumlah pertimbangan.
"Kita berhitung efek terhadap pasien apabila sembuh. Jadi setiap negara punya policy berbeda. Tapi setiap ada klaster baru tim reaksi cepat kita memagari," tegas Jokowi.