Jokowi: Vaksin Merah Putih dan Nusantara Harus Ikuti Proses Uji Klinis
Jokowi mengingatkan untuk menghasilkan vaksin dan obat yang aman harus melalui prosedur ketat. Sehingga bisa menghasilkan produk yang bermutu dan aman bagi masyarakat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini Indonesia sedang melakukan pengembangan vaksin buat sendiri. Dua vaksin tersebut yaitu vaksin merah putih dan vaksin nusantara.
"Saat ini vaksin yang tengah dikembangkan di tanah air adalah vaksin merah putih dan vaksin Nusantara yang terus harus kita dukung," kata Jokowi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (12/3).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
Walaupun demikian, Jokowi mengingatkan untuk menghasilkan vaksin dan obat yang aman harus melalui prosedur ketat. Sehingga bisa menghasilkan produk yang bermutu dan aman bagi masyarakat.
"Mereka juga harus mengikuti kaidah-kaidah saintifik. Kaidah-kaidah keilmuan dan uji klinis harus dilakukan sesuai prosedur yang berlaku, terbuka, transparan, serta melibatkan banyak ahli," ujar dia.
Persyaratan tersebut kata Jokowi perlu dilakukan. Hal tersebut untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut mengedepankan unsur kehati-hatian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"Sehingga vaksin yang dihasilkan aman dan efektif penggunaannya," kata dia.
Jika semua proses sudah dilalui kata Jokowi, Indonesia dapat mempercepat produksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Jika semua tahapan sudah dilalui kita percepat produksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri akan vaksin," ungkapnya.
Diketahui saat ini dalam upaya percepatan pengembangan Vaksin Merah Putih merupakan kolaborasi lembaga riset, lembaga pemerintah non kementerian, dan perguruan tinggi, seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Universitas Gajah Mada.
Pengembangannya menggunakan platform protein rekombinen, viral factor termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA. Dalam pengembangan vaksin, tidak hanya menggunakan pendekatan medis, namun melibatkan unsur lain yang kompleks. Dan sesuai prosedur dan cara kerja sesuai standar atau mengacu good manufacturing practice sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 20212 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengungkapkan, uji vaksin nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bermasalah. Penny menyoroti kaidah medis dalam pelaksanaan penelitian.
"Pemenuhan good clinical practice juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini," kata Penny dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR Rabu (10/3) kemarin seperti yang dilihat dalam tayangan TV Parlemen, Kamis (11/3).
Penny mengatakan, izin pelaksanaan uji klinik fase 1 dikeluarkan oleh RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Namun, pelaksanaan penelitian malah dilakukan di RSUP dr Kariadi Semarang. Penny menambahkan, pihaknya belum memberikan sinyal untuk Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis II vaksin nusantara. Sebab, secara keseluruhan segalanya masih berproses.
Penny menegaskan, pengembangan vaksin nusantara harus melalui penelitian yang akurat. Khasiat vaksin juga harus dijelaskan dalam penelitian tersebut.
"Mengapa PPUK yang kedua belum, karena kita belum selesai dalam membahas bersama tim peneliti dari fase pertama. Itulah yang kami minta dan sudah sangat lama sekali kami minta. Tapi tidak direspons dengan cepat, malahan banyak sekali gerakan," ungkap Penny.
Baca juga:
5.000 Sopir Angkot, Ojek Online dan Lansia di Tangsel akan Divaksinasi Covid-19
Para Atlet Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua
Denmark Hentikan Suntikan Vaksin AstraZeneca Setelah Temuan Kasus Penggumpalan Darah
CEK FAKTA: Benarkah Setelah Divaksin Lebih Mudah Terinfeksi Covid-19? Ini Faktanya
Ribuan Pegawai Ditjen Imigrasi Kemenkum HAM Disuntik Vaksin Covid-19
102 Fasilitas Kesehatan TNI AD Disiapkan untuk Program Vaksinasi Covid-19